Betang.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menolak usulan gencatan senjata di wilayah Gaza. Ia menyatakan bahwa gencatan senjata akan dianggap sebagai tindakan penyerahan kepada Hamas. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers pada Senin (30/10/2023) malam.
Netanyahu malah mengajak negara-negara lain untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya Israel untuk membebaskan lebih dari 230 sandera yang telah disandera oleh Hamas sejak tanggal 7 Oktober. Ia bersumpah bahwa Israel akan terus berjuang hingga pertempuran ini dimenangkan dan berusaha untuk mencegah korban sipil di Gaza.
Menurut Netanyahu, Hamas bertanggung jawab atas tingginya jumlah kematian di Gaza dan dituduh menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Meskipun ada kegaduhan publik terkait kegagalan keamanan dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan memicu konflik Israel-Hamas saat ini, Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk mengundurkan diri.
Sementara itu, serangan Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan laporan Aljazeera pada Selasa (31/10/2023) menyebutkan bahwa serangan tersebut tidak berhenti selama lebih dari satu jam. Beberapa bangunan tempat tinggal di Khan Younis hancur, begitu juga di selatan distrik Rafah. Serangan juga mempengaruhi Rumah Sakit Al-Aqsa, menyebabkan pemadaman listrik di wilayah tersebut. Serangan juga berlanjut di sekitar Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza, yang sudah mengalami tiga serangan sebelumnya.
Rumah sakit ini menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga Palestina yang mengungsi dari rumah mereka. Namun, situasinya semakin tegang, dan bantuan kemanusiaan pun belum dapat mencapai semua rumah sakit di Gaza utara, seperti rumah sakit Al-Shifa dan Al-Quds, menurut WHO.
Pihak Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa 26 truk bantuan kemanusiaan telah masuk ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, tetapi tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk. Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Hamas memiliki “dua pilihan” – untuk “mati dalam pertempuran atau menyerah tanpa syarat apa pun.”
Konflik di Palestina terus berlanjut, dan Benjamin Netanyahu tetap menegaskan penolakannya terhadap usulan gencatan senjata atau penghentian permusuhan dengan Hamas. Sementara itu, Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina juga mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Israel yang terbaru.