Betang.id – Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Hokky Situngkir, mengungkap penyebab mudahnya peretasan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS 2). Menurut Hokky, salah satu faktor utamanya adalah lemahnya keamanan, terutama terkait dengan pemilihan password yang masih mudah diretas oleh hacker.
Pembelajaran dari Kebocoran Data
Kominfo, kata Hokky, telah mengambil banyak pembelajaran dari insiden kebocoran PDNS 2, terutama dalam hal pengamanan pusat data. Hokky menjelaskan bahwa password yang digunakan di PDNS 2 tergolong sederhana, sehingga menjadi sasaran empuk bagi hacker. “Yang kedua lesson learned adalah berhubungan sama security begitu ya,” ujarnya pada Jumat (9/8/2024). Ia menambahkan, “Kita kemarin dengar juga ya password-nya dibikin segampang itu.”
Penguatan Keamanan dan Backup Data
Selain masalah password, Hokky juga menyoroti pentingnya mencadangkan data secara berlapis dan penggunaan otentikasi multifaktor (multifactor authentication). Ia menegaskan bahwa pusat operasional keamanan (Security Operation Center) harus ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. “Multifactor authentication itu juga penting, security operation center-nya juga akan lebih di-enhance,” jelas Hokky.
Integrasi Layanan Bukan Sentralisasi
Hokky juga menekankan bahwa konsep Pusat Data Nasional bukanlah sentralisasi layanan, melainkan integrasi dari berbagai layanan yang sudah ada. Oleh karena itu, pusat operasional keamanan tidak boleh beroperasi seperti biasa. “Karena konsep PDN ini bukan sentralisasi layanan tetapi integrasi layanan yang ada, maka security operation center-nya tak boleh business as usual,” tambahnya.
Kominfo berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem keamanan Pusat Data Nasional guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.