Betang.id – Legislator Gunung Mas, Iceu Purnamasari, menyambut baik kedatangan United Evangelical Mission (UEM) di kabupaten tersebut. UEM datang untuk mempelajari hak-hak masyarakat adat, masyarakat hukum adat (MHA), dan hutan adat. Keberadaan UEM diharapkan akan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata di kabupaten Gunung Mas yang terkenal dengan moto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’, ungkap Iceu saat dihubungi oleh awak media dari Kuala Kurun pada hari Sabtu.
“Saya berharap kunjungan UEM akan mendorong pertumbuhan pariwisata di Gunung Mas, baik dari segi kunjungan wisatawan lokal maupun internasional,” tambah Iceu, seorang politisi dari Partai Golkar.
United Evangelical Mission (UEM) adalah lembaga gereja internasional yang beroperasi di tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Di Gunung Mas, mereka berencana mengunjungi Desa Tumbang Anoi di Kecamatan Damang Batu dan Desa Tumbang Malahoi di Kecamatan Rungan.
Ketika rombongan UEM kembali ke negara masing-masing, mereka akan berbagi pengalaman mereka selama kunjungan di Gunung Mas, terutama di Kuala Kurun, Tumbang Anoi, dan Tumbang Malahoi. Iceu berharap bahwa melalui cerita-cerita mereka, Gunung Mas akan semakin dikenal oleh masyarakat internasional dan menjadi daya tarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut.
“Di Tumbang Malahoi terdapat Betang Toyoi, dan di Tumbang Anoi terdapat Betang Damang Batu. Saya yakin mereka akan merasakan pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke dua desa ini,” ujar Iceu. Sebelumnya, Kepala Kantor UEM wilayah Asia, Pdt Petrus Sugito, saat berada di Kuala Kurun pada hari Kamis, mengatakan bahwa kunjungan mereka ke Gunung Mas adalah untuk memahami berbagai aspek terkait MHA dan hutan adat.
“Gunung Mas adalah salah satu kabupaten terbaik di Indonesia yang telah berhasil memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Kami ingin belajar dari keberhasilan ini,” ungkapnya. Keberhasilan tersebut mencakup pengakuan dan perlindungan MHA, yang menjadi dasar bagi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk menetapkan status hutan adat di Gunung Mas.
UEM berencana untuk melakukan diskusi tentang hukum adat dengan tokoh-tokoh adat di Gunung Mas, yaitu damang dan mantir. Setelah itu, rombongan UEM akan dibagi menjadi dua kelompok untuk berkunjung ke Tumbang Anoi dan Tumbang Malahoi.
“Selanjutnya, kami akan berdiskusi untuk melanjutkan kerjasama ini, dan kemudian kembali ke negara masing-masing,” kata Pdt Petrus Sugito.