Daerah

Pilkada Kotim 2024: Wilayah Utara Jadi Arena Pertarungan Sengit Rebutan Suara

Avatar of admin
1336
×

Pilkada Kotim 2024: Wilayah Utara Jadi Arena Pertarungan Sengit Rebutan Suara

Sebarkan artikel ini
PILKADA KOTIM 2024

Betang.id – Persaingan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) 2024 diprediksi akan berlangsung ketat, terutama di wilayah utara. Wilayah ini menjadi area rebutan suara yang paling ramai, mengingat besarnya jumlah pemilih dan potensi suara yang bisa diraih oleh masing-masing kandidat. Dengan tiga pasangan calon yang siap bertarung, yaitu Sanidin-Siyono (SS), Halikinoor-Irawati (Harati), dan Muhamad Rudini Darwan Ali-Faisal Damarsing (RF), dinamika politik di Kotim semakin menarik untuk diikuti.

Ketiga pasangan calon memiliki kekuatan dan basis dukungan masing-masing, namun juga dihadapkan pada tantangan dan kekurangan, baik dari sisi koalisi partai pengusung maupun kemampuan pasangan calon dalam menarik hati pemilih. Wilayah utara Kotim, khususnya daerah transmigrasi, diyakini akan menjadi medan utama dalam pertarungan politik ini.

Basis Suara Utama di Kotim

Berdasarkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotim, beberapa kecamatan di wilayah utara memiliki jumlah pemilih yang signifikan dan diperkirakan akan menjadi lumbung suara. Beberapa kecamatan dengan pemilih terbanyak di antaranya:

  • Kecamatan Kota Besi: 14.136 pemilih
  • Kecamatan Cempaga: 16.615 pemilih
  • Kecamatan Cempaga Hulu: 14.638 pemilih
  • Kecamatan Mentaya Hilir Utara: 12.006 pemilih
  • Kecamatan Mentaya Hilir Selatan: 17.358 pemilih

Selain itu, beberapa kecamatan lain yang juga memiliki potensi suara besar adalah Seranau, Bukit Santuai, dan Antang Kalang. Dengan jumlah TPS yang tersebar di seluruh wilayah, masing-masing calon diharapkan mampu memaksimalkan strategi kampanye untuk meraih suara dari berbagai latar belakang pemilih.

Peta Kekuatan Calon

Menurut Supriadi MT, seorang pengamat politik dari Kotim, peta kekuatan masing-masing calon sudah mulai tergambar dengan jelas. Setiap pasangan memiliki basis massa yang berbeda dan mendominasi di wilayah tertentu.

  1. Pasangan Sanidin-Siyono (SS), yang didukung oleh Partai Gerindra, PKS, Golkar, Hanura, Gelora, Partai Buruh, dan Partai Ummat, memiliki basis dukungan kuat di wilayah utara, khususnya daerah transmigrasi. Selain itu, mereka juga mendapat dukungan dari Baamang dan sebagian wilayah Seranau. Kombinasi antara Sanidin, putra asli Sampit, dan Siyono, yang memiliki latar belakang dari Jawa, membuat pasangan ini cukup kuat di kalangan masyarakat transmigran.
  2. Pasangan Muhamad Rudini Darwan Ali-Faisal Damarsing (RF), yang diusung oleh Partai PAN, cenderung mendapatkan dukungan dari kalangan pemuda, komunitas perkotaan, dan masyarakat Dayak. Pasangan ini diperkirakan akan mendominasi di wilayah perkotaan serta memiliki daya tarik di kalangan masyarakat adat dan komunitas-komunitas yang ada di Kotim.
  3. Pasangan Halikinoor-Irawati (Harati), yang merupakan petahana, diusung oleh PDIP, PKB, Demokrat, Nasdem, dan Perindo. Pasangan ini diperkirakan akan mempertahankan suara di wilayah perkotaan dan sebagian wilayah utara, serta Pulau Hanaut, di mana basis dukungan mereka sudah kuat. Sebagai pasangan petahana, mereka memiliki keuntungan dalam hal pengenalan publik dan jaringan politik yang sudah terbangun.

Tantangan dan Faktor Penentu

Meskipun ketiga pasangan calon memiliki basis dukungan yang kuat, ada sejumlah faktor yang akan mempengaruhi perolehan suara pada Pilkada Kotim 2024. Supriadi MT menekankan bahwa faktor-faktor seperti kesukuan, agama, moralitas, kebijakan yang diusung, serta usia calon dapat menjadi elemen penting yang tidak boleh diabaikan.

Selain itu, kekuatan logistik dan kemampuan untuk melakukan sosialisasi serta menyampaikan program yang jelas kepada masyarakat juga menjadi penentu dalam perolehan suara. Dalam konteks ini, pasangan calon yang memiliki strategi kampanye efektif dan mampu meraih simpati masyarakat dengan program-program yang nyata dan sesuai dengan kebutuhan pemilih, akan memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada.