Daerah

Disdikbud Kobar Gelar Pelatihan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal

Avatar of Edo Wahyudi
434
×

Disdikbud Kobar Gelar Pelatihan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal

Sebarkan artikel ini
Disdikbud Kobar Gelar Pelatihan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal

Betang.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, terus menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Peraturan Bupati Kobar Nomor 24 Tahun 2024 terkait Penyelenggaraan Kurikulum Muatan Lokal. Salah satu bentuk implementasinya adalah dengan memberikan pelatihan kepada para guru dan kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam penyusunan kurikulum yang berbasis pada potensi lokal wilayah setempat.

Pelatihan yang diadakan oleh Disdikbud Kobar ini diikuti oleh 50 guru dan kepala sekolah PAUD yang berasal dari enam kecamatan di wilayah Kobar. Kabid Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum Disdikbud Kobar, Rahmad Trisdijanto, dalam keterangannya di Pangkalan Bun, Kamis, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal. “Kurikulum tersebut diharapkan berbasis pada potensi serta kearifan lokal yang menjadi ciri khas Kabupaten Kotawaringin Barat,” tambah Rahmad.

Dalam proses pengembangan kurikulum ini, terdapat 13 kearifan lokal yang diidentifikasi oleh Disdikbud Kobar dan bisa dikembangkan lebih lanjut dalam materi pembelajaran di sekolah. Beberapa di antaranya mencakup bahasa dan sastra daerah, kesenian tradisional, keterampilan dan kerajinan lokal, ekosistem dan lingkungan alam, masakan tradisional, hingga permainan tradisional. Semua potensi ini diharapkan bisa menjadi sumber pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi para peserta didik PAUD di wilayah Kobar.

Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari, mulai dari 11 hingga 12 September 2024. Selama pelatihan, para guru diajak untuk mengenali potensi-potensi lokal di sekitar lingkungan sekolah masing-masing. Potensi-potensi ini kemudian dirumuskan menjadi sebuah kurikulum yang akan diterapkan di sekolah dengan persetujuan kepala sekolah.

Menurut Rahmad, kurikulum muatan lokal yang dikembangkan bersifat fleksibel. Ini berarti dokumen kurikulum tersebut bisa diubah dan disesuaikan dengan perkembangan zaman maupun kebutuhan sekolah dan peserta didik. “Kurikulum bisa dievaluasi dan diubah kapan saja, tidak ada batasan waktu tertentu untuk melakukan perubahan,” ujarnya. Sebagai contoh, dalam satu semester, muatan lokal yang diterapkan bisa difokuskan pada kesenian tradisional, seperti pengenalan tarian khas daerah. Sementara pada semester berikutnya, muatan lokal bisa berubah menjadi pengenalan makanan tradisional, seperti wadai ilat sapi dan masakan khas lainnya.

Kurikulum yang fleksibel ini memberikan ruang bagi sekolah untuk terus berinovasi dalam menyusun materi pembelajaran yang lebih relevan bagi siswa. Rahmad juga menjelaskan pentingnya melakukan evaluasi secara berkala terhadap kurikulum yang diterapkan agar tetap sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

Dengan adanya pelatihan ini, Disdikbud Kobar berharap agar para guru dan kepala sekolah PAUD dapat menyusun kurikulum muatan lokal yang aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan lingkungan sekitar. Kurikulum ini kemudian akan diterapkan di sekolah masing-masing, memberikan peserta didik pengalaman belajar yang lebih kaya dan terhubung dengan kearifan lokal mereka.

Selain memberikan manfaat bagi peserta didik, pengembangan kurikulum muatan lokal ini juga dianggap sebagai upaya penting dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya serta potensi daerah kepada generasi muda sejak dini. Pendidikan berbasis muatan lokal diharapkan mampu mengokohkan identitas daerah dan meningkatkan apresiasi terhadap budaya dan tradisi yang ada di Kotawaringin Barat.

Dengan demikian, pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam memajukan pendidikan di Kotawaringin Barat, khususnya di tingkat PAUD. Kurikulum yang disusun diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan karakter anak usia dini yang berakar pada kearifan lokal. Para guru dan kepala sekolah memiliki peran penting dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut di sekolah mereka, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan di wilayah tersebut.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar pun menegaskan komitmennya untuk terus mendukung para guru dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum muatan lokal. Dukungan ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pendidikan di Kotawaringin Barat, serta meningkatkan kompetensi para guru dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan bagi peserta didik PAUD.