Berita

Google Tetap Pertahankan Pola Kerja Hibrida di Tengah Tren Industri

Avatar of Enny Riana
760
×

Google Tetap Pertahankan Pola Kerja Hibrida di Tengah Tren Industri

Sebarkan artikel ini
Google Tetap Pertahankan Pola Kerja Hibrida di Tengah Tren Industri

Betang.id – Google telah menegaskan komitmennya untuk mempertahankan pola kerja hibrida bagi para karyawannya, meskipun beberapa perusahaan teknologi besar lainnya mulai mewajibkan kerja penuh waktu di kantor. Kebijakan ini dinyatakan tak akan berubah meski tren industri menunjukkan peralihan menuju kerja di kantor.

Mengutip Business Today, Google saat ini menerapkan pola kerja hibrida, di mana karyawan diharuskan bekerja di kantor selama tiga hari dalam seminggu, sementara dua hari lainnya mereka dapat bekerja dari lokasi yang menurut mereka paling produktif. Sistem ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan meningkatkan keseimbangan antara produktivitas kerja dan kesejahteraan karyawan.

Komitmen Google terhadap Pola Kerja Hibrida

John Casey, Wakil Presiden Kompensasi dan Manfaat Global Google, menekankan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk mengubah kebijakan tersebut, meskipun ada kekhawatiran dari beberapa karyawan terkait kemungkinan peralihan ke kerja penuh waktu di kantor. “Kebijakan tiga hari kerja di kantor akan tetap berjalan dan tidak ada rencana untuk merubahnya dalam waktu dekat,” kata Casey.

Namun, Casey juga menekankan pentingnya kehadiran karyawan di kantor setidaknya selama tiga hari seminggu, mengingat beberapa tim di Google, khususnya yang berfokus pada perangkat keras, sudah diharuskan bekerja selama empat hari di kantor. Kekhawatiran di kalangan karyawan muncul ketika mereka membandingkan kebijakan Google dengan langkah-langkah perusahaan teknologi besar lainnya yang mulai mengembalikan pekerja ke kantor penuh waktu.

Pernyataan Sundar Pichai dan Kekhawatiran Karyawan

CEO Alphabet, Sundar Pichai, menambahkan bahwa perusahaan tetap ingin menjaga kebijakan kerja yang fleksibel dan efektif, terutama untuk memastikan produktivitas tetap terjaga meskipun beberapa pekerjaan dilakukan dari rumah. Pichai menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara fleksibilitas dan kebutuhan operasional. Meski begitu, pernyataan Pichai masih menimbulkan keraguan di antara karyawan, yang takut bahwa Google mungkin akan mengikuti jejak perusahaan besar lainnya yang mulai beralih ke kerja penuh waktu di kantor.

Salah seorang karyawan yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, “Orang-orang khawatir karena Google tampaknya mulai mengikuti langkah industri untuk mengharuskan kerja penuh di kantor.” Kekhawatiran ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa tim perangkat keras Google sudah mulai bekerja empat hari seminggu di kantor.

Tren Industri: Amazon dan Perusahaan Lainnya

Tren ini bukan tanpa alasan. Beberapa perusahaan teknologi besar telah mulai mengharuskan karyawannya untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor. Amazon, misalnya, baru-baru ini menerapkan kebijakan yang mengharuskan karyawan hadir di kantor lima hari dalam seminggu. Perusahaan teknologi lainnya seperti Dell juga telah mengikuti langkah serupa, terutama untuk tim marketing.

Microsoft, yang hingga saat ini masih mempertahankan model kerja hibridanya, juga mengindikasikan kemungkinan untuk meninjau kembali kebijakan tersebut jika produktivitas perusahaan mulai menurun. Hal ini mencerminkan kekhawatiran perusahaan terhadap dampak kerja jarak jauh terhadap efektivitas operasional dan kinerja karyawan.

Google Tetap Menggunakan Data untuk Menentukan Kebijakan

Berbeda dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Google memiliki budaya kerja yang berbasis pada data dan metrik produktivitas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa model kerja hibrida dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan tanpa mengorbankan produktivitas. Hasil penelitian ini memperkuat argumen Google untuk tetap mempertahankan kebijakan hibrida, yang dinilai efektif dalam menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kepuasan karyawan.

Meskipun begitu, Google tetap melakukan beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan kebijakan hibrida ini. Salah satu langkah yang telah diambil adalah menerapkan konsep hot-desking di beberapa kantor, yang memungkinkan karyawan untuk berbagi meja kerja dan menggunakan ruang kerja secara fleksibel. Selain itu, perusahaan juga tengah menguji coba ekosistem baru dengan pengaturan tempat duduk yang lebih fleksibel untuk meningkatkan efisiensi penggunaan ruang kantor.