Komputer

Intel Core Ultra 9 285K Sukses Tembus Clockspeed 7,5GHz Berkat Overclocking dengan AI dan Helium Cair

Avatar of Yenni Arianti
791
×

Intel Core Ultra 9 285K Sukses Tembus Clockspeed 7,5GHz Berkat Overclocking dengan AI dan Helium Cair

Sebarkan artikel ini
Intel Core Ultra 9 285K Sukses Tembus Clockspeed 7,5GHz Berkat Overclocking dengan AI dan Helium Cair

Betang.id – Setiap peluncuran prosesor baru biasanya mengundang para overclocker untuk mengeksplorasi batas maksimal kemampuan chip tersebut, dan tak terkecuali dengan Intel Core Ultra series yang baru saja dirilis. Meski respons dari kalangan reviewer biasa terhadap lini prosesor ini cukup beragam, para overclocker melihat potensi yang menarik dari prosesor ini.

Intel Core Ultra 9 285K berhasil mencatatkan rekor clockspeed dengan mencapai angka 7,5GHz melalui proses overclocking yang melibatkan teknologi pendinginan canggih serta dukungan kecerdasan buatan. Bagaimana prosesor kelas tertinggi dari Intel ini mencapai performa tertinggi? Mari kita simak lebih jauh.

Core Ultra 9 285K: Overclocking Tembus 7,5GHz

Baru-baru ini, prosesor Intel Arrow Lake seri terbaru, Core Ultra 9 285K, mencapai clockspeed sebesar 7,5GHz berkat upaya overclocking dari Elmor, seorang overclocker terkemuka. Menurut blog post yang dirilis oleh Asus, prosesor ini sebenarnya memiliki turbo stock sebesar 5,7GHz, tetapi Elmor berhasil mendorongnya hingga angka 7488MHz. Hasil ini didapatkan melalui pendinginan ekstrem menggunakan helium cair, sebuah metode yang memungkinkan pencapaian clockspeed yang jauh melampaui batas default.

Elmor bekerja bersama overclocker lain yang juga cukup dikenal, SkatterBencher, serta tim dari 3D Systems, Diabatix, dan ElmorLabs. Proses overclocking ini memanfaatkan motherboard Asus ROG Maximus Z890 Apex yang dirancang untuk mendukung performa ekstrem.

Peran Teknologi Pendinginan Berbasis Helium Cair

Salah satu kunci utama keberhasilan overclocking ini adalah penggunaan helium cair sebagai pendingin. Teknologi ini memungkinkan prosesor tetap dingin meski dioperasikan pada kecepatan yang sangat tinggi, membantu mencegah panas berlebih yang biasanya terjadi dalam proses overclocking ekstrem. Helium cair memiliki sifat yang lebih dingin dibandingkan nitrogen cair, yang lebih sering digunakan dalam praktik overclocking.

Selain itu, pendinginan berbasis helium cair yang digunakan pada overclocking kali ini dirancang oleh Diabatix, perusahaan yang mengembangkan solusi pendinginan menggunakan teknologi AI generatif. Dengan bantuan AI, Diabatix berhasil menciptakan sistem pendingin yang mampu mendukung kestabilan suhu meskipun prosesor beroperasi dalam kondisi ekstrem. Penerapan teknologi AI dalam desain pendinginan ini merupakan inovasi yang cukup baru dan belum banyak digunakan dalam industri overclocking.

Overclocking Berbasis AI: Menuju Era Baru

Penerapan AI dalam overclocking merupakan langkah maju yang menunjukkan arah perkembangan teknologi ini. Asus mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi AI generatif dan 3D printing untuk mendukung overclocking ekstrem pada Core Ultra 9 285K ini memberikan hasil yang memuaskan. AI memungkinkan para overclocker untuk melakukan perhitungan lebih cepat dan akurat dalam menciptakan desain pendingin yang ideal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses overclocking.

Penerapan AI pada overclocking membuka kemungkinan baru, di mana generative AI dapat membantu memprediksi dan mengoptimalkan konfigurasi hardware dalam mencapai performa maksimal. Teknologi ini tidak hanya membantu dalam menciptakan sistem pendinginan yang tepat, tetapi juga dalam menentukan setting ideal yang aman bagi komponen komputer.

Kesimpulan: Rekor Baru dan Masa Depan Overclocking

Pencapaian clockspeed 7,5GHz pada Intel Core Ultra 9 285K menjadi bukti bahwa dengan bantuan teknologi pendinginan berbasis helium cair dan AI, overclocking prosesor dapat menembus batas performa yang sebelumnya sulit dicapai. Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi teknologi AI dengan teknik pendinginan canggih memberikan potensi besar bagi pengembangan overclocking di masa depan.

Terlepas dari hasil positif ini, overclocking ekstrem seperti ini tetap memerlukan hardware dan pengetahuan khusus. Namun, dengan hadirnya AI dan inovasi lainnya, mungkin saja suatu hari nanti praktik overclocking menjadi lebih mudah diakses oleh pengguna yang lebih luas.