Berita

Hacker Rusia Kembangkan Teknik Serangan Wi-Fi “Nearest Neighbor,” Ancaman Baru Dunia Maya

Avatar of Candra Wahyuda
60
×

Hacker Rusia Kembangkan Teknik Serangan Wi-Fi “Nearest Neighbor,” Ancaman Baru Dunia Maya

Sebarkan artikel ini
Hacker Rusia Kembangkan Teknik Serangan Wi-Fi "Nearest Neighbor," Ancaman Baru Dunia Maya

Betang.id – Dunia siber kembali diguncang dengan temuan teknik peretasan baru yang dikenal sebagai “nearest neighbor attack“. Teknik ini mengungkapkan kecanggihan baru dalam spionase digital, memungkinkan peretas menembus jaringan Wi-Fi aman tanpa harus berada dekat secara fisik dengan target. Penemuan ini, dilaporkan oleh firma keamanan siber Volexity, menandai babak baru dalam perang dunia maya yang semakin kompleks dan sulit terdeteksi.

Cara Kerja “Nearest Neighbor Attack”

Berbeda dengan metode peretasan Wi-Fi tradisional yang mengharuskan pelaku mendekat secara fisik ke jaringan target, teknik ini memungkinkan serangan dari jarak jauh. Prosesnya melibatkan beberapa langkah canggih yang menciptakan rangkaian pelanggaran jaringan:

1. Menyusup ke Jaringan Tetangga

  • Peretas terlebih dahulu membahayakan jaringan Wi-Fi terdekat yang rentan, biasanya jaringan tetangga dari target utama.

2. Membajak Perangkat di Jaringan Perantara

  • Perangkat seperti laptop atau ponsel yang terhubung ke jaringan tetangga diambil alih oleh peretas.

3. Menggunakan Perangkat yang Dibajak untuk Menyerang Target Utama

  • Perangkat yang telah disusupi ini menjadi “jembatan” untuk menyusup ke jaringan Wi-Fi utama target.

Pendekatan multi-langkah ini menjadikan serangan lebih sulit dideteksi karena peretas tidak langsung menyerang jaringan utama, melainkan melalui jaringan perantara.

Studi Kasus: Serangan di Washington, DC

Teknik ini terungkap setelah Volexity menyelidiki pelanggaran jaringan pada tahun 2022 yang menargetkan pelanggan mereka di Washington, DC. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok peretas APT28, yang terkait dengan badan intelijen militer Rusia GRU.

Dalam investigasi tersebut, terungkap bahwa peretas:

  • Berhasil melewati autentikasi dua faktor.
  • Mengeksploitasi nama domain yang bocor untuk melancarkan serangan.
  • Melakukan beberapa upaya intrusi, bahkan setelah terdeteksi.

Salah satu temuan paling mencolok adalah kecanggihan serangan yang mencakup pelanggaran hingga tiga jaringan berbeda sebelum akhirnya mencapai target utama.

Evolusi dari Teknik “Close-Access”

Serangan ini merupakan evolusi dari teknik peretasan Wi-Fi “close-access” yang memerlukan kedekatan fisik. Sebagai contoh, pada tahun 2018, agen Rusia tertangkap mencoba meretas jaringan Wi-Fi di Den Haag menggunakan peralatan yang disembunyikan dalam kendaraan. Kini, dengan “nearest neighbor attack,” risiko operasional akibat kedekatan fisik dapat dihindari.

Dampak dan Ancaman yang Berkembang

Kemunculan teknik ini mengubah paradigma keamanan siber. Jaringan Wi-Fi yang sebelumnya dianggap tidak terkait—seperti milik tetangga atau tempat umum—kini menjadi titik masuk potensial bagi peretas.

Menurut John Hultquist dari Mandiant (anak perusahaan Google), teknik ini akan semakin populer karena menawarkan keunggulan operasional yang signifikan. Ia memperingatkan bahwa batas antara keamanan digital dan fisik semakin kabur, dan organisasi harus segera beradaptasi untuk menghadapinya.

Rekomendasi untuk Mitigasi Ancaman

Untuk melindungi diri dari serangan seperti ini, para ahli keamanan menyarankan langkah-langkah berikut:

1. Batasi Jangkauan Wi-Fi

  • Kurangi kekuatan sinyal Wi-Fi untuk meminimalkan risiko paparan ke luar lingkungan yang tidak aman.

2. Kaburkan Nama Jaringan (SSID)

  • Sembunyikan SSID untuk membuat jaringan Anda tidak terlihat bagi orang luar.

3. Gunakan Protokol Keamanan yang Kuat

  • Terapkan enkripsi tingkat tinggi seperti WPA3 dan autentikasi multifaktor (MFA).

4. Pantau Lokasi Titik Akses

  • Perhatikan titik akses yang dekat dengan jendela atau dinding luar, karena lokasi ini rentan terhadap serangan dari luar.

Kesimpulan

Teknik “nearest neighbor attack” menjadi bukti bagaimana ancaman siber terus berevolusi, menghadirkan tantangan baru bagi para profesional keamanan digital. Dengan kemampuan untuk menyerang jaringan dari jarak jauh, metode ini tidak hanya memperluas cakupan serangan, tetapi juga membuat deteksi dan mitigasi semakin sulit.

Organisasi dan individu harus segera memperbarui strategi keamanan siber mereka, memperkuat jaringan, dan meningkatkan kesadaran akan ancaman baru ini. Perang dunia maya kini memasuki era baru, di mana bahkan jaringan terdekat bisa menjadi senjata bagi para peretas.