Betang.id – Qualcomm, salah satu perusahaan semikonduktor terbesar dunia, tampaknya mulai menarik diri dari rencana akuisisi Intel, raksasa teknologi asal Amerika Serikat. Kabar ini mencuat setelah laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa pembicaraan antara kedua perusahaan mulai meredup. Sebelumnya, Qualcomm sempat menunjukkan minat serius untuk membeli Intel, yang belakangan menghadapi tantangan finansial besar.
Namun, kondisi Intel yang semakin memburuk dan risiko regulasi menjadi faktor utama di balik keputusan Qualcomm untuk mempertimbangkan ulang langkah akuisisi ini.
Performa Intel yang Buruk Jadi Alasan Utama
Salah satu faktor utama yang membuat Qualcomm mundur adalah performa finansial Intel yang ternyata lebih buruk dari perkiraan awal. Intel saat ini tercatat memiliki utang sebesar $50 miliar, angka yang hampir setara dengan separuh nilai pasar Qualcomm.
Utang ini bukan hanya mencerminkan kesulitan keuangan Intel, tetapi juga menjadi beban besar bagi Qualcomm jika akuisisi dilakukan. Selain itu, Qualcomm harus menginvestasikan sumber daya besar untuk memulihkan bisnis Intel yang saat ini sedang lesu.
Beberapa indikator buruk yang memperkuat alasan Qualcomm menarik diri meliputi:
- Pemutusan Hubungan Kerja Massal: Intel baru-baru ini memberhentikan belasan ribu pegawai sebagai langkah efisiensi, yang mencerminkan tekanan finansial berat.
- Kinerja Prosesor yang Terganggu: Generasi prosesor ke-13 dan ke-14 Intel menghadapi berbagai masalah teknis, membuat reputasi produk mereka menurun.
- Divisi Kartu Grafis yang Gagal: Penjualan produk dari divisi kartu grafis Intel tidak mencapai target yang diharapkan, menambah daftar masalah yang dihadapi perusahaan.
Kekhawatiran Regulasi dan Risiko Monopoli
Selain masalah finansial, Qualcomm juga mempertimbangkan risiko regulasi yang besar jika akuisisi ini dilanjutkan. Akuisisi sebesar ini berpotensi menimbulkan kekhawatiran tentang monopoli di industri semikonduktor, terutama di pasar prosesor dan teknologi jaringan 5G.
Regulator di Amerika Serikat dan Uni Eropa telah dikenal sebagai pihak yang aktif mengawasi merger besar untuk mencegah dominasi pasar yang tidak sehat. Qualcomm kemungkinan khawatir bahwa akuisisi penuh terhadap Intel akan ditolak oleh otoritas antimonopoli, yang akan menghambat proses bisnis mereka.
Strategi Alternatif Qualcomm: Membeli Divisi Tertentu Intel
Menghadapi tantangan ini, Qualcomm tampaknya mulai mencari alternatif lain, seperti membeli salah satu divisi Intel saja daripada mengakuisisi seluruh perusahaan. Langkah ini dinilai lebih realistis dan mengurangi risiko keuangan serta regulasi.
Divisi yang mungkin menjadi target Qualcomm termasuk divisi pusat data atau teknologi chip yang relevan dengan fokus mereka di bidang semikonduktor. Dengan pendekatan ini, Qualcomm dapat memperluas bisnisnya tanpa perlu mengambil alih seluruh masalah finansial Intel.
Masa Depan Intel di Tengah Krisis
Intel sendiri tengah berada di masa sulit, menghadapi tekanan dari berbagai sisi:
- Persaingan Ketat: Kompetitor seperti AMD dan Nvidia terus melaju dengan inovasi yang lebih cepat dan produk yang lebih kompetitif.
- Masalah Internal: Keputusan strategis yang kurang tepat, seperti peluncuran prosesor bermasalah, telah memperburuk reputasi mereka.
- Suntikan Dana Pemerintah: Intel menerima bantuan keuangan dari pemerintah AS, tetapi belum menunjukkan dampak signifikan terhadap pemulihan perusahaan.
Meskipun demikian, Intel tetap memiliki peluang untuk bangkit jika berhasil memperbaiki lini produk dan mengelola utang mereka dengan lebih baik.
Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang