Scroll untuk baca artikel
Berita

Samsung, Fujitsu, dan Ericsson Kuasai Pasar Open RAN, Namun Prospek Bisnis Diprediksi Menurun

Avatar of Enny Riana
187
×

Samsung, Fujitsu, dan Ericsson Kuasai Pasar Open RAN, Namun Prospek Bisnis Diprediksi Menurun

Sebarkan artikel ini
Samsung, Fujitsu, dan Ericsson Kuasai Pasar Open RAN, Namun Prospek Bisnis Diprediksi Menurun

Betang.id – Pasar Open RAN (Radio Access Network) global saat ini berada di tengah tantangan besar meski pemain utama seperti Samsung, Fujitsu, dan Ericsson tetap mendominasi. Laporan dari firma riset Dell’Oro Group menyebutkan bahwa pendapatan dari Open RAN mengalami penurunan signifikan sepanjang 2024 akibat kondisi pasar yang kurang kondusif.

Dalam blog resminya, Stefan Pongratz, Wakil Presiden Riset Pasar RAN Dell’Oro Group, menyatakan bahwa pendapatan Open RAN turun hingga 30% secara tahunan selama tiga kuartal pertama 2024. Perlambatan ini dipengaruhi oleh melemahnya adopsi 5G dan keterlambatan dalam kesiapan teknologi. Kondisi ini memicu ketidakpastian di pasar Open RAN, meskipun prospek jangka panjang masih dipandang positif.

scroll untuk membaca

Kinerja Open RAN dari 2019 hingga Sekarang

Penerapan Open RAN sebelumnya mengalami pertumbuhan signifikan antara 2019 hingga 2022 berkat investasi skala besar di jaringan greenfield—proyek dari jaringan baru yang dibangun dari nol. Namun, pertumbuhan ini mulai melambat pada 2023, hingga memasuki tren penurunan tahun ini.

Dalam proyeksinya, Dell’Oro memprediksi pendapatan Open RAN hanya akan meraih pangsa pasar “single digit” tahun ini. Namun, pangsa pasar Open RAN diperkirakan akan tumbuh hingga 8% hingga 10% pada 2025.

Samsung, Fujitsu, dan NEC berhasil menjadi tiga vendor teratas Open RAN selama sembilan bulan pertama 2024 berdasarkan pendapatan global. Meskipun demikian, penurunan pertumbuhan di pasar utama seperti AS dan Jepang turut memperlambat momentum Open RAN. Dell’Oro menyebut langkah-langkah baru oleh AT&T yang mencoba menerapkan brownfield deployment—modernisasi jaringan eksisting—bisa menjadi pemicu momentum pertumbuhan di masa depan.

Pasar RAN Tervirtualisasi Juga Terpukul

Selain Open RAN, teknologi RAN tervirtualisasi juga mencatat kinerja lesu dengan pendapatan turun 15% selama sembilan bulan pertama tahun ini. Dalam bisnis RAN tervirtualisasi, Samsung, Fujitsu, dan Ericsson kembali menempati posisi tiga besar vendor teratas.

Apa Itu Open RAN dan Potensi Masa Depannya?

Open RAN merupakan pendekatan terbuka dan non-eksklusif terhadap sistem Radio Access Network (RAN), yang memungkinkan interoperabilitas peralatan jaringan dari berbagai vendor berbeda. Jika selama ini jaringan RAN bersifat tertutup atau eksklusif hanya pada satu vendor, O-RAN bertujuan untuk membuka ekosistem jaringan dan memungkinkan komponen perangkat keras maupun perangkat lunak beroperasi secara bebas meskipun berasal dari penyedia berbeda.

Namun, adopsi Open RAN saat ini masih dalam tahap transisi. Beberapa tantangan seperti:

  1. Vendorisasi Perangkat Lunak dan Hardware: Meskipun perangkat keras seperti antena (Radio Unit/RU) bisa datang dari satu perusahaan, komponen lain seperti Unit Distribusi (DU) dan Unit Terpusat (CU) dapat dikembangkan oleh perusahaan berbeda.
  2. Kesiapan Teknologi: Teknologi pendukung, termasuk standar antarmuka terbaru seperti O-RAN ULPI, memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kesiapan.
  3. Sentimen Pasar: Investasi Open RAN di AS dan Jepang, dua pasar terbesar, menunjukkan stagnasi akibat adopsi teknologi yang masih lesu.

Optimisme Jangka Panjang

Meski mengalami perlambatan signifikan pada 2024, Open RAN tetap memiliki prospek cerah dalam jangka panjang, terutama jika teknologi antarmuka ULPI terbaru dan peningkatan adopsi 5G berjalan lebih stabil. Selain itu, Open RAN diharapkan mampu memberikan:

  • Biaya Lebih Hemat: Interoperabilitas membuka peluang bagi operator untuk memilih teknologi dari vendor yang paling efisien.
  • Inovasi Lebih Cepat: Ekosistem terbuka mendorong kolaborasi antara vendor kecil maupun besar.

Pangsa pasar Open RAN diperkirakan akan kembali pulih dan tumbuh hingga 10% pada 2025.