Betang.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas memperingatkan kelompok militan Hizbullah di Lebanon agar berpikir kembali sebelum terlibat dalam konflik penuh melawan Israel. Peringatan ini muncul setelah serangan rudal Hizbullah ke wilayah Israel utara yang merenggut nyawa seorang warga Israel.
Netanyahu menyatakan bahwa Israel tidak akan ragu untuk merespons dengan tindakan keras jika Hizbullah memilih jalur konflik total. Dalam pernyataannya, ia bahkan mengancam akan “mengubah Beirut menjadi Gaza” sebagai konsekuensi dari perang yang dipicu oleh Hizbullah.
“Pilihan untuk memulai perang secara total akan membawa dampak serius bagi Beirut dan Lebanon Selatan, mirip dengan apa yang terjadi di Gaza dan Khan Yunis,” tegas Netanyahu dalam kunjungannya ke Markas Komando Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Utara pada Kamis (7/12/2023), seperti dilaporkan oleh Jerusalem Post.
Netanyahu menegaskan tekad Israel untuk meraih kemenangan dan mengajak dukungan dari warga negaranya. Dalam kunjungan tersebut, ia ditemani oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi, dan Mayjen Ori Gordin, kepala markas tersebut.
Di sisi lain, Hizbullah telah melancarkan sebelas serangan pada hari yang sama, menargetkan barak Israel di Desa Matat yang berbatasan dengan Lebanon. Israel memberikan respons dengan mengirimkan jet tempurnya untuk menyerang markas Hizbullah sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
Hizbullah sendiri mengklaim bahwa serangan mereka adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang saat itu tengah diserang oleh Israel.
Peringatan Sebelumnya dari Hizbullah
Sejak awal November, pemimpin Hizbullah, Nasrallah, telah memperingatkan bahwa konflik antara Israel dan Hamas memiliki potensi untuk meluas menjadi perang regional. Nasrallah juga menuding Amerika sebagai pihak yang bertanggung jawab atas konflik di Gaza.
“Amerika sepenuhnya bertanggung jawab atas perang di Gaza, dan Israel adalah alat untuk menjalankannya,” kata Nasrallah dalam siaran televisi, seperti dilaporkan oleh France24.
Nasrallah menekankan bahwa upaya untuk mencegah perang regional harus dimulai dengan menghentikan agresi di Gaza.
Respons dan Antisipasi Internasional
Sementara daerah perbatasan Lebanon-Israel memanas sejak pecahnya konflik Hamas-Israel pada Oktober lalu, AS telah meminta Hizbullah untuk tidak memanfaatkan situasi tersebut untuk memicu konflik lebih lanjut.
“PBB tidak ingin melihat konflik ini meluas ke Lebanon,” ujar juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, yang menyatakan keprihatinan akan potensi eskalasi konflik yang dapat melebihi perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Menanggapi situasi ini, Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, menyatakan bahwa orang Lebanon, termasuk Hizbullah, tidak menginginkan perang. Dia menyoroti adanya tekanan dari Barat kepada pemerintah Lebanon untuk menekan Hizbullah agar tidak terlibat dalam konflik lebih lanjut.
“Hizbullah terkesan tidak ingin berperang,” kata Habib seperti yang dilaporkan oleh The New York Times pada 31 Oktober 2023.