Scroll untuk baca artikel
Berita

Albania Larang TikTok Selama Setahun: Respons atas Kasus Pembunuhan Bocah 14 Tahun

Avatar of Enny Riana
178
×

Albania Larang TikTok Selama Setahun: Respons atas Kasus Pembunuhan Bocah 14 Tahun

Sebarkan artikel ini
Albania Larang TikTok Selama Setahun: Respons atas Kasus Pembunuhan Bocah 14 Tahun

Betang.id – Pemerintah Albania resmi melarang platform media sosial TikTok selama setahun penuh, menyusul insiden tragis yang melibatkan seorang bocah berusia 14 tahun yang diduga dibunuh oleh teman sekolahnya sendiri pada November lalu. Larangan tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri Albania, Edi Rama, yang menyatakan bahwa keputusan ini adalah upaya untuk mengatasi kekerasan di kalangan remaja yang dianggap dipengaruhi oleh media sosial.

Alasan Pelarangan TikTok di Albania

Perdana Menteri Edi Rama menegaskan bahwa larangan TikTok mulai berlaku pada 2025. Ia mengungkapkan telah berdiskusi dengan banyak guru dan orang tua di Albania terkait dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial, khususnya TikTok. Menurutnya, platform ini memberikan pengaruh buruk yang signifikan terhadap remaja, sehingga keputusan pelarangan diambil untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, terutama di sekolah.

scroll untuk membaca

“Selama satu tahun, kami akan menutup TikTok sepenuhnya. Tidak akan ada TikTok di Albania,” tegas Rama, seperti dilansir dari The Indian Express pada Senin, 23 Desember 2024. Ia juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa media sosial telah “menyandera” generasi muda, menyebabkan mereka terjebak dalam pola interaksi yang membahayakan.

Perspektif Global tentang Pembatasan Media Sosial

Larangan TikTok di Albania sejalan dengan langkah beberapa negara lain yang memberlakukan pembatasan penggunaan media sosial pada anak-anak. Negara seperti Prancis, Jerman, dan Belgia juga telah menetapkan aturan serupa, meskipun tidak semua larangan bersifat total seperti di Albania. Sementara itu, Australia menjadi salah satu negara dengan regulasi ketat yang melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial, aturan yang diterapkan pada November 2024.

Namun, langkah Albania ini memicu perdebatan, mengingat belum ada bukti konkret yang menghubungkan TikTok secara langsung dengan kasus pembunuhan remaja tersebut.

Tanggapan TikTok atas Tuduhan

Pihak TikTok merespons dengan melakukan investigasi internal terkait tuduhan tersebut. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa baik pelaku maupun korban tidak memiliki akun di TikTok. Bahkan, platform tersebut menemukan fakta bahwa video yang diduga memicu insiden tragis ini diunggah di platform media sosial lain.

“Kami tidak menemukan bukti bahwa pelaku atau korban memiliki akun TikTok. Beberapa laporan bahkan menunjukkan bahwa konten yang berhubungan dengan kejadian ini diunggah di platform lain,” ujar juru bicara TikTok.

TikTok juga telah meminta klarifikasi lebih lanjut dari pihak berwenang Albania terkait kasus tersebut. Meski demikian, pemerintah Albania tetap melanjutkan keputusan untuk melarang TikTok secara menyeluruh selama satu tahun.

Dampak Larangan terhadap Teknologi dan Remaja

Keputusan drastis ini menyoroti ketegangan antara pemerintah dan platform teknologi besar terkait perlindungan anak dan remaja dari dampak buruk media sosial. Sebagian kalangan menyambut langkah Albania sebagai upaya melindungi generasi muda, sementara yang lain menilai hal ini sebagai bentuk penghukuman kolektif yang tidak berimbang.

Penutupan TikTok juga diharapkan memancing diskusi lebih luas mengenai tanggung jawab platform teknologi dalam memastikan keamanan pengguna muda, serta peran orang tua dan masyarakat dalam mengawasi interaksi digital anak-anak mereka.

Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang