Internasional

Pejabat Israel Kena Kritik Karena Membandingkan Hamas Dengan Nazi Dan Unggahannya Dihapus Karena Melanggar

Avatar of Candra Wahyuda
2278
×

Pejabat Israel Kena Kritik Karena Membandingkan Hamas Dengan Nazi Dan Unggahannya Dihapus Karena Melanggar

Sebarkan artikel ini
Pejabat Israel Kena Kritik Karena Membandingkan Hamas Dengan Nazi Dan Unggahannya Dihapus Karena Melanggar

Betang.id – Wakil Wali Kota Yerusalem, Arieh King, menuai kritik setelah menyamakan anggota Hamas dengan Nazi dalam unggahan media sosialnya baru-baru ini. Dalam akun Twitternya, King menyatakan, “@IDFonline (Pasukan Pertahanan Israel) sedang melenyapkan Muslim Nazi,” pada Jumat (8/12/2023).

Dia melanjutkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa anggota Hamas “bukan manusia dan bukan manusia binatang.” Unggahan kontroversial ini segera menyebar luas di media sosial, dibagikan sebanyak 500 kali dalam waktu tiga hari. Tangkapan layar unggahan tersebut juga beredar di Instagram, disertai dengan terjemahan.

Meskipun mendapat banyak perhatian, unggahan tersebut akhirnya dihapus oleh platform media sosial X karena dianggap melanggar aturan. Menurut laporan dari USA Today, Arieh King mengonfirmasi bahwa dirinya benar-benar menulis pernyataan kontroversial tersebut.

King juga mengakui bahwa terjemahan dari kata-katanya yang beredar luas di media sosial adalah akurat. Dia turut memberikan konfirmasi melalui Facebook bahwa unggahannya di platform X telah dihapus.

Unggahan tersebut terkait dengan foto sejumlah pria Palestina di Gaza yang ditahan oleh Israel. Pihak berwenang Israel mengklaim bahwa pria-pria tersebut adalah anggota Hamas, meskipun klaim tersebut dibantah oleh keluarga mereka.

Pencopotan pakaian yang terjadi pada penangkapan pria-pria tersebut memicu kritik internasional, termasuk dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller.

Tindakan Israel pun mendapat kritik dari seorang sejarawan kelahiran Israel yang ahli dalam bidang genosida dan Holocaust, Omer Bartov. Bartov menilai bahwa pemerintah Israel menggunakan memori tentang Holocaust untuk melegitimasi serangannya ke Gaza.

Menurut Bartov, menyamakan Hamas dengan Nazi berarti melecehkan perlawanan warga Palestina terhadap pendudukan Israel. Ia menekankan bahwa serangan Hamas tidak dapat disamakan dengan Holocaust, yang merupakan program sistematis rezim Nazi Jerman untuk menghabisi semua orang Yahudi.

Bartov mengingatkan bahwa pernyataan Israel dan Barat yang menyebut serangan Hamas sebagai “Holocaust kedua” berpotensi memicu sentimen antisemitik dan islamofobia di Barat.

Sebagai penutup, Bartov menilai bahwa perbandingan semacam itu hanyalah propaganda dan tidak akurat secara historis. Ia mencatat bahwa membandingkan Holocaust dengan serangan Hamas tidak sesuai, karena Nazi memiliki tujuan melenyapkan orang Yahudi, sedangkan serangan Hamas dianggapnya sebagai kejahatan perang, bukan Holocaust.