Betang.id – Sebagai pengguna Facebook, mungkin sebagian dari kita pernah merasa heran ketika iklan yang muncul di aplikasi seolah-olah relevan dengan percakapan yang baru saja dilakukan. Dugaan bahwa Facebook menggunakan mikrofon perangkat penggunanya untuk mendengarkan percakapan dan menyajikan iklan berdasarkan hal tersebut telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini, tuduhan itu kembali mencuat setelah sebuah laporan mengklaim bahwa Facebook menggunakan fitur ‘Active Listening’ untuk mengumpulkan data percakapan pengguna secara real-time.
Facebook Diduga Mendengarkan Percakapan Pengguna
Laporan tersebut dilansir dari situs 404MEDIA, yang mempublikasikan sebuah presentasi yang menunjukkan bahwa Facebook Marketing Partner bekerja sama dengan Google Premier Partner dan Amazon Advertising dalam menargetkan iklan kepada para pengguna. Dalam presentasi itu, diklaim bahwa firma-firma pemasaran tersebut menggunakan teknologi yang disebut Active Listening, yang memungkinkan perangkat lunak untuk mendengarkan percakapan pengguna dengan dukungan kecerdasan buatan (AI), guna mengumpulkan “data niat” secara real-time.
Active Listening diduga digunakan oleh perusahaan untuk mendengarkan percakapan, baik yang dilakukan melalui perangkat smartphone atau mikrofon laptop, dengan tujuan mengoptimalkan iklan yang disajikan kepada pengguna berdasarkan apa yang baru saja mereka diskusikan. Meskipun dugaan ini membuat sebagian pengguna merasa khawatir tentang privasi mereka, Meta, perusahaan induk Facebook, telah secara tegas membantah klaim tersebut.
Klarifikasi dari Meta: Tidak Gunakan Mikrofon untuk Iklan
Menanggapi tuduhan tersebut, Meta mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak menggunakan mikrofon di smartphone atau perangkat lain pengguna untuk tujuan iklan. Mereka juga menyatakan bahwa tuduhan ini tidak benar dan sudah berkali-kali dijelaskan kepada publik. Juru bicara Meta menegaskan bahwa pihaknya tengah meninjau laporan dari Cox Media Group, firma yang menyebarkan informasi tentang Active Listening, untuk memastikan bahwa data yang mereka berikan tidak menyesatkan.
Meta menambahkan bahwa meskipun aplikasi seperti Facebook atau Instagram memang meminta akses mikrofon untuk keperluan seperti video call atau perekaman suara, hal ini dilakukan hanya dengan persetujuan pengguna. Mereka juga menekankan bahwa mikrofon tidak diaktifkan tanpa izin eksplisit dari pengguna, apalagi untuk tujuan pengumpulan data percakapan pribadi guna menargetkan iklan.
Pengguna Tetap Merasa Curiga
Meskipun Meta telah berkali-kali menyangkal tuduhan tersebut, banyak pengguna masih merasa curiga. Mereka melaporkan pengalaman di mana iklan produk yang muncul tampak relevan dengan percakapan yang baru saja mereka lakukan, meskipun produk tersebut tidak pernah mereka cari di internet. Misalnya, seseorang yang baru saja membicarakan rencana liburan dengan teman, mendapati iklan untuk hotel atau destinasi wisata muncul di beranda Facebook mereka hanya beberapa saat setelah percakapan itu terjadi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah mungkin teknologi yang digunakan oleh Facebook lebih canggih dari sekadar algoritma penargetan berdasarkan pencarian online atau interaksi di platform media sosial? Ataukah ini hanya kebetulan belaka yang diperbesar oleh persepsi pengguna?
Penjelasan di Meta Privacy Center
Meta melalui Meta Privacy Center menjelaskan bahwa algoritma mereka bekerja dengan cara menganalisis berbagai interaksi pengguna, seperti like, comment, dan share di Facebook, serta aktivitas di situs dan aplikasi lain yang terhubung dengan platform mereka. Algoritma ini mempelajari preferensi pengguna berdasarkan data historis yang telah dikumpulkan selama mereka menggunakan layanan tersebut.
Namun, ketika dikonfirmasi apakah iklan yang sangat spesifik bisa muncul tanpa pencarian online yang relevan, Meta tidak memberikan jawaban yang sepenuhnya memuaskan. Dalam beberapa kasus, algoritma memang dapat menebak preferensi pengguna secara akurat hanya berdasarkan pola interaksi mereka, namun tidak dapat dijelaskan secara detail bagaimana hal tersebut terjadi begitu cepat setelah percakapan dilakukan.
Kesimpulan: Benarkah Facebook Mendengarkan Percakapan?
Meski dugaan bahwa Facebook menggunakan mikrofon perangkat untuk mendengarkan percakapan pengguna terus muncul, tidak ada bukti konkret yang menguatkan klaim tersebut. Meta secara konsisten menyangkal penggunaan Active Listening untuk tujuan iklan, dan hanya menggunakan mikrofon dengan izin pengguna untuk fungsi tertentu, seperti panggilan video atau perekaman suara.
Namun, rasa curiga dari pengguna tetap ada, terutama karena banyak yang merasa iklan yang ditampilkan tampak terlalu akurat terkait dengan percakapan mereka di dunia nyata. Mungkin, algoritma penargetan iklan yang digunakan Facebook memang sudah begitu canggih sehingga mampu menebak minat dan kebutuhan pengguna secara presisi hanya berdasarkan data digital yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
Apakah ini kebetulan atau memang bagian dari strategi iklan yang semakin cerdas, satu hal yang pasti: penting bagi pengguna untuk tetap waspada dan memahami pengaturan privasi serta keamanan yang ada di platform yang mereka gunakan. Bagi mereka yang merasa terganggu dengan kemungkinan pelanggaran privasi, sebaiknya meninjau kembali izin akses aplikasi yang diberikan serta memperbarui preferensi privasi di akun media sosial mereka.
Apakah kalian pernah mengalami situasi serupa di mana iklan yang muncul di Facebook atau Instagram tampak relevan dengan percakapan yang baru saja kalian lakukan?