Betang.id – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Kalimantan Tengah telah merespons serius terhadap masalah inflasi yang terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Fokus utama mereka adalah pada komoditas beras yang menjadi salah satu penyebab utama inflasi di daerah tersebut. Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi, menekankan pentingnya penanganan permasalahan ini di wilayah Kota Sampit.
Pada tanggal 1 November 2023, data dari Badan Pusat Statistik mencatat bahwa inflasi di Sampit mencapai 0,48 persen. Berdasarkan data tersebut, kontribusi komoditas terhadap inflasi meliputi daging ayam ras sebesar 0,158 persen, beras 0,110 persen, bensin 0,085 persen, cabai rawit 0,048 persen, dan ikan nila 0,027 persen.
Dalam upaya menanggulangi inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga beras, Dishanpang mendorong stabilisasi harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Riza Rahmadi mengungkapkan bahwa program ini perlu disosialisasikan secara masif agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintah, melalui Badan Urusan Logistik (Bulog), telah menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Menurut Riza, harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP adalah Rp11.500 per kilogram atau Rp57.500 per sak 5 kilogram. Harga ini dinilai lebih terjangkau dibandingkan dengan harga beras di pasaran. Kotawaringin Timur sendiri telah mendapatkan alokasi beras SPHP sebanyak 3.000 ton, dengan realisasi penyerapan mencapai 1.713 ton atau 56,96 persen. Hal ini menandakan ketersediaan beras SPHP yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Riza berharap masyarakat memilih beras SPHP sebagai pilihan utama karena harganya yang terjangkau, kualitas yang baik, dan potensinya untuk membantu menekan inflasi. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah memasukkan beras subsidi melalui pasar murah sebagai upaya tambahan untuk menstabilkan harga beras di Sampit.
Dalam kunjungannya ke Sampit, Riza juga memantau pelaksanaan bantuan pangan tahap kedua. Sebanyak 18.000 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kotawaringin Timur telah menerima bantuan pangan secara optimal. Rony Hadianto, Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Sampit, menyampaikan bahwa minat masyarakat terhadap beras SPHP sangat tinggi karena kualitasnya yang baik dan harganya yang lebih terjangkau.
Bulog telah menjalin kemitraan dengan belasan pedagang di Sampit melalui program Rumah Pangan Kita (RPK) untuk menyalurkan beras SPHP. Toko-toko di Pasar Keramat, Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM), dan Pasar Sejumput telah menjadi mitra Bulog dalam menyediakan beras SPHP kepada masyarakat. Operasi pasar juga dilakukan di beberapa kecamatan untuk memastikan distribusi beras SPHP mencapai seluruh lapisan masyarakat.
Rony menegaskan bahwa stok beras aman, dengan ketersediaan 1.000 ton dan akan bertambah 2.000 ton ke depannya, cukup untuk memenuhi kebutuhan empat bulan ke depan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan inflasi di Sampit dapat ditekan secara signifikan, memberikan kelegaan bagi masyarakat dan mendukung stabilitas ekonomi di daerah tersebut.