Betang.id – Perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam Pilkada Serentak 2024 semakin memanas. Persaingan sengit antara pasangan bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) mulai terasa dengan fokus mereka yang kini tertuju pada empat wilayah utama di provinsi tersebut. Keempat wilayah ini menjadi target utama karena memiliki jumlah pemilih terbanyak, yang diperkirakan akan menjadi penentu dalam pemilihan mendatang.
Empat wilayah yang disebut sebagai medan pertarungan utama adalah Kabupaten Kotawaringin Timur dengan 310.242 pemilih, Kabupaten Kapuas dengan 295.443 pemilih, Kota Palangka Raya dengan 218.567 pemilih, serta Kabupaten Kotawaringin Barat dengan 201.816 pemilih. Masing-masing wilayah ini memiliki basis massa yang besar, dan setiap pasangan kandidat tentu berupaya keras untuk mengamankan suara sebanyak mungkin.
Setelah masa pendaftaran ditutup, empat pasangan calon utama, yaitu Abdul Razak-Sri Suwanto, Agustiar Sabran-Edy Pratowo, Willy M Yoseph-Habib Ismail, dan Nadalsyah Koyem-Supian Hadi, segera bergerak cepat untuk memperkenalkan diri dan menjalin kedekatan dengan masyarakat. Mereka mulai intens melakukan berbagai kegiatan seperti blusukan, menggelar diskusi bersama komunitas pemuda, serta menyelenggarakan beragam acara untuk menarik perhatian dan simpati pemilih.
Farid Zaky, seorang pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), menyampaikan bahwa saat ini para kandidat tengah berusaha membangun citra diri. Menurutnya, momen sebelum masa kampanye adalah waktu yang sangat strategis untuk memperkuat branding masing-masing kandidat di mata masyarakat. “Sebelum memasuki masa kampanye, mereka ingin membangun branding sehingga masyarakat mudah mengingat mereka,” ujar Farid, Selasa (10/9).
Dalam persaingan ini, partai politik juga memainkan peran penting. Menurut analisis Farid Zaky, Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi kekuatan utama yang memperebutkan suara di wilayah tengah Kalteng. Sebagai contoh, jika tokoh Golkar Jaya S Monong, yang kini menjabat sebagai Bupati Gunung Mas, mampu mengarahkan suara Golkar untuk mendukung Abdul Razak dalam pemilihan gubernur, hal ini bisa memberikan keuntungan signifikan bagi pasangan tersebut.
Sementara itu, untuk wilayah Katingan dan Palangka Raya, Farid menyoroti pentingnya strategi PDIP dan mobilisasi massa dalam menentukan kemenangan. “Jika PDIP dan Sakariyas bisa bergerak maksimal, mereka berpotensi mendulang banyak suara dari Katingan dan Palangka Raya,” tambahnya. Pasangan Nadalsyah Koyem dan Supian Hadi yang didukung oleh PDIP memiliki peluang besar jika mampu menggerakkan mesin partai secara efektif di daerah-daerah tersebut.
Selain kekuatan politik, pendekatan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial menjadi kunci lain yang diandalkan oleh para kandidat. Mereka berusaha menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, mendengar aspirasi, serta memperkenalkan program-program unggulan yang akan dijalankan jika terpilih. Blusukan dan pertemuan dengan kelompok pemuda menjadi cara efektif bagi para kandidat untuk memahami kondisi di lapangan dan mendapatkan dukungan langsung dari akar rumput.
Namun, perjalanan menuju Pilkada masih panjang, dan persaingan diprediksi akan semakin intens seiring mendekatnya hari pemungutan suara. Kondisi politik di Kalimantan Tengah saat ini menunjukkan bahwa tidak ada pasangan yang unggul secara signifikan, sehingga setiap wilayah dengan jumlah pemilih besar akan menjadi medan tempur yang sangat krusial.
Keberhasilan para kandidat dalam membangun strategi kampanye yang tepat, baik dari segi pendekatan politik maupun penggalangan massa, akan sangat menentukan hasil akhir. Pilkada Kalteng 2024 tidak hanya menjadi ajang pertarungan antar kandidat, tetapi juga uji kekuatan bagi partai-partai politik besar seperti Golkar dan PDIP dalam mempertahankan pengaruh mereka di wilayah strategis tersebut.
Dengan peta politik yang masih terus berkembang, Pilkada Kalteng 2024 menjadi salah satu kontestasi politik yang menarik untuk diikuti. Bagaimana para kandidat memaksimalkan potensi di wilayah-wilayah kunci seperti Kotawaringin Timur, Kapuas, Palangka Raya, dan Kotawaringin Barat akan menjadi sorotan utama dalam beberapa bulan mendatang. Setiap langkah dan strategi yang diambil akan sangat menentukan nasib mereka di medan pertempuran politik ini.