Betang.id – General Motors (GM) resmi menghentikan pengembangan robotaxi atau kendaraan otonom tanpa pengemudi untuk keperluan komersial. Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat ini mengumumkan peralihan strategi menuju pengembangan mobil otonom pribadi, mengubah fokus bisnisnya untuk memangkas biaya produksi dan memaksimalkan potensi pasar.
Alasan GM Berhenti Kembangkan Robotaxi
Keputusan ini diambil karena tingginya biaya produksi dan operasional robotaxi, yang menyebabkan GM mencari langkah strategis untuk lebih hemat dan efisien. GM mengumumkan bahwa perubahan fokus ini dapat menghemat lebih dari USD 1 miliar mulai tahun depan.
Cruise, anak perusahaan GM yang didedikasikan untuk teknologi self-driving, akan sepenuhnya diambil alih oleh GM. Sebelumnya, GM hanya memiliki 90 persen saham Cruise, tetapi kini perusahaan akan membeli saham milik pemegang minoritas lainnya, termasuk investor besar seperti Microsoft dan Honda.
Cruise sendiri awalnya diakuisisi GM pada 2016 dengan nilai USD 1 miliar untuk mengembangkan layanan robotaxi. Namun, proyek ini menghadapi berbagai kendala, termasuk masalah teknis dan operasional.
Insiden yang Mengubah Arah Strategi GM
Perubahan ini juga dipengaruhi oleh insiden yang melibatkan Cruise tahun lalu. Salah satu robotaxi Cruise terlibat kecelakaan, menabrak dan menyeret seorang pejalan kaki. Insiden ini menyebabkan Cruise kehilangan izin operasinya di California dan menghentikan uji coba di wilayah lain.
Tak hanya itu, insiden ini memicu efek domino, termasuk pemberhentian 900 karyawan dan pembatalan proyek mobil taksi otonom bernama Origin. CEO Cruise saat itu, Kyle Vogt, mengundurkan diri akibat tekanan dari insiden ini, dan GM kemudian menunjuk Marc Whitten, seorang ahli teknologi, untuk memimpin Cruise ke arah baru.
Fokus pada Mobil Otonom Pribadi
Dengan perubahan fokus ini, GM akan mengalihkan sumber daya untuk mempercepat pengembangan teknologi bantuan pengemudi dan kendaraan otonom pribadi. Menurut CEO GM Mary Barra, strategi baru ini akan memberikan manfaat yang lebih nyata bagi pelanggan GM, terutama dengan semakin tingginya permintaan terhadap teknologi otonom untuk kendaraan pribadi.
Kritik terhadap Keputusan GM
Langkah GM ini mendapat kritik dari mantan CEO Cruise, Kyle Vogt. Namun, GM tetap optimis bahwa arah baru ini akan memberikan hasil yang lebih baik secara finansial dan teknologi.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Perubahan ini menunjukkan bagaimana GM mencoba beradaptasi di industri kendaraan otonom yang penuh tantangan. Meski meninggalkan pasar robotaxi, GM tetap berambisi untuk menjadi pemain utama dalam pengembangan teknologi kendaraan otonom, terutama untuk segmen konsumen pribadi.
Keputusan ini sekaligus mencerminkan realitas bisnis teknologi otonom: tingginya biaya produksi, tantangan regulasi, serta risiko teknis yang harus dihadapi oleh perusahaan yang ingin bersaing di pasar ini.