Betang.id – Raksasa teknologi Google kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Kali ini, tim sales yang terdiri dari ratusan karyawan Google di seluruh dunia akan terdampak. Langkah ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan yang sedang dilakukan.
Kepala Bisnis Google, Philipp Schindler, mengirimkan memo kepada para karyawan untuk menjelaskan alasan di balik PHK massal ini. Perubahan cara tim sales Google beroperasi serta kebutuhan perusahaan terhadap pelanggan dan lingkungan pasar menjadi faktor utama penentu restrukturisasi ini.
Schindler menyatakan bahwa saat ini, Google telah menerapkan model operasi penjualan baru yang menggabungkan tenaga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dengan adanya inovasi ini, Google dapat mencari pelanggan yang tepat dan memetakan mereka dengan baik.
“Dengan model ini, beberapa ratus peran di seluruh dunia telah dihilangkan dan karyawan yang terkena dampak diberikan kesempatan untuk melamar posisi terbuka di tim tersebut atau di tempat lain di Google,” tulis Schindler dalam memo tersebut.
Ini tidaklah menjadi kali pertama Google melakukan PHK massal. Pada waktu sebelumnya, Google telah mengumumkan PHK untuk tim hardware yang bertanggung jawab atas produk-produk seperti Pixel, Nest, dan Fitbit. Sebanyak 1.000 karyawan dipecat dalam gelombang PHK tersebut.
Selain tim sales, Google juga dilaporkan berencana melakukan PHK massal pada tim teknik inti Google dan Asisten Google dalam waktu dekat. Hal ini menunjukkan bahwa Google sedang melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur organisasinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Google telah mengalami perkembangan yang signifikan. Perusahaan ini mulai beralih dari perusahaan teknologi menjadi perusahaan AI yang berfokus pada pengembangan produk dan layanan yang berbasis kecerdasan buatan.
Google juga berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas layanannya dengan cara melakukan restrukturisasi dan PHK massal. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah organisasi yang lebih ramping dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.
Namun, langkah ini tentu saja berdampak pada banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka. Meskipun Google memberikan kesempatan untuk melamar posisi lain di dalam perusahaan, tidak semua karyawan yang terkena dampak dapat memanfaatkannya.
PHK massal seperti ini dapat menjadi tantangan bagi karyawan yang harus mencari pekerjaan baru, terutama di tengah persaingan yang ketat di industri teknologi. Bagi mereka yang mungkin tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan posisi yang tersedia di Google, mencari pekerjaan baru bisa menjadi tugas yang sulit.
Karyawan yang harapannya hancur akibat PHK massal ini mungkin perlu mencari dukungan dan bantuan dari pihak lain, seperti pusat karir atau lembaga penyalur tenaga kerja, untuk membantu mereka menemukan pekerjaan baru atau memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki industri lain.
Dalam konteks yang lebih luas, PHK massal yang dilakukan oleh Google menunjukkan adanya perubahan besar di industri teknologi. Perusahaan-perusahaan teknologi harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat agar tetap kompetitif di pasar yang semakin ketat.
Bagi Google, perubahan fokus ke kecerdasan buatan dan restrukturisasi perusahaan adalah upaya untuk tetap menjadi pemain utama di industri teknologi. Dalam era yang didominasi oleh teknologi AI, Google harus memastikan bahwa perusahaan ini tetap menjadi yang terdepan dalam mengembangkan produk dan layanan yang inovatif.
PHK massal ini mungkin bisa menjadi pukulan bagi karyawan yang terkena dampaknya, tetapi bagi perusahaan, hal ini merupakan langkah strategis untuk terus berkembang dan menjaga keunggulan kompetitif. Bagaimanapun juga, Google tetap menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar dan paling berpengaruh di dunia, dan tidak diragukan lagi akan terus mendominasi industri ini di masa mendatang.