Berita

Harga Bitcoin Melonjak, Transaksi Kripto di Indonesia Tembus Rp475 Triliun

Avatar of Enny Riana
335
×

Harga Bitcoin Melonjak, Transaksi Kripto di Indonesia Tembus Rp475 Triliun

Sebarkan artikel ini
Harga Bitcoin Melonjak, Transaksi Kripto di Indonesia Tembus Rp475 Triliun

Betang.id -Pasar aset digital kembali menunjukkan gairah luar biasa menyusul lonjakan harga Bitcoin (BTC) yang mencatatkan kenaikan signifikan. Dampaknya terasa di Indonesia, dengan peningkatan besar dalam volume transaksi kripto yang menunjukkan tren positif sepanjang 2024.

Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp475,13 triliun sepanjang Januari hingga Oktober 2024. Angka ini meningkat tajam sebesar 352,89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp104,91 triliun. Bahkan, jumlah tersebut telah melampaui total transaksi selama 2022 dan 2023, yang masing-masing tercatat sebesar Rp306,4 triliun dan Rp149,3 triliun.

Bitcoin Jadi Pemicu Utama Kenaikan Transaksi Kripto

Menurut Wan Iqbal, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, lonjakan harga Bitcoin menjadi salah satu faktor kunci di balik peningkatan aktivitas pasar kripto, baik secara global maupun di Indonesia.

“Volume transaksi di Tokocrypto melonjak hampir tiga kali lipat pada Oktober hingga November 2024, mencapai hampir US$2 juta,” ungkap Iqbal.

Ia menambahkan, kenaikan harga Bitcoin yang mencatatkan pertumbuhan 131% secara Year-to-Date (YTD) sejak awal tahun telah meningkatkan minat investor terhadap aset kripto. Lonjakan ini juga mendorong diversifikasi portofolio, di mana para investor mulai melirik altcoin hingga meme coin.

“Lonjakan harga Bitcoin sering menjadi pintu masuk bagi investor untuk mengeksplorasi aset digital lainnya. Ini tidak hanya meningkatkan volume perdagangan, tetapi juga memperkuat pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan,” jelasnya.

Harga Bitcoin Lampaui US$100.000, Sentimen Pasar Tetap Positif

Bitcoin mencetak tonggak sejarah baru dengan melampaui harga US$100.000 atau sekitar Rp1,58 miliar. Hal ini mencerminkan semakin besarnya kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai salah satu kelas aset utama di dunia.

Lonjakan harga ini didorong oleh beberapa faktor kunci:

  1. Proses Halving Bitcoin: Pengurangan imbalan penambang menciptakan kelangkaan pasokan yang memicu tekanan beli.
  2. Arus Dana Institusional: Lebih dari US$31 miliar dana bersih tercatat mengalir ke ETF Bitcoin di AS, menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi jangka panjang.
  3. Sentimen Regulasi Positif: Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS dan penunjukan tokoh pro-kripto seperti Paul Atkins sebagai Ketua SEC menggantikan Gary Gensler memberikan kepastian regulasi yang mendorong minat investor.

Peluang dan Tantangan di Pasar Indonesia

Di Indonesia, lonjakan harga Bitcoin memicu fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang menarik lebih banyak investor ritel. Situasi ini diyakini akan meningkatkan partisipasi investor baru baik untuk jangka panjang maupun perdagangan harian.

Namun, di tengah optimisme pasar, Iqbal mengingatkan pentingnya menjaga pertumbuhan yang sehat. Menurutnya, edukasi adalah kunci untuk memastikan investor memahami risiko yang melekat dalam investasi kripto.

“Edukasi sangat penting agar investor dapat membuat keputusan yang bijak dan menghindari kerugian yang tidak perlu. Kami ingin memastikan bahwa setiap investor memahami cara kerja aset digital dan potensi risikonya,” jelas Iqbal.

Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang