Betang.id – India diprediksi akan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global, terutama di sektor kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor. Hal ini sejalan dengan potensi perubahan kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang mungkin terjadi jika Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden. Laporan terbaru dari Motilal Oswal menyebutkan bahwa pendekatan strategis India, termasuk kebijakan “China+1” dan investasi jangka panjangnya dalam industri utama, menjadi modal penting untuk bersaing di pasar global.
Sektor teknologi seperti AI dan semikonduktor di India diperkirakan akan memperoleh keuntungan besar karena banyak negara dan perusahaan global mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China. “India dapat memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global, khususnya di sektor teknologi seperti AI dan semikonduktor, berkat investasi sebelumnya dan kebijakan strategis seperti pendekatan ‘China+1’,” ungkap laporan tersebut.
Selain itu, India juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan sektor bisnis lainnya, termasuk farmasi dan pertahanan. Dengan semakin eratnya hubungan strategis antara Amerika Serikat dan India, perusahaan-perusahaan India dapat memanfaatkan pasar baru dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan ekonomi global yang terus berkembang.
“Perusahaan India di sektor farmasi dan pertahanan dapat menemukan peluang baru, terutama jika kolaborasi AS-India semakin diperkuat,” tambah laporan itu. Kemitraan yang lebih solid di bidang pertahanan, didorong oleh strategi Indo-Pasifik yang lebih efektif, diyakini dapat membuka akses bagi India untuk memasuki pasar AS dengan lebih mudah.
Namun, peluang ini tidak terlepas dari tantangan. Sikap proteksionis Trump, jika terulang, diprediksi dapat menimbulkan tarif impor yang lebih tinggi dan penguatan dolar AS, yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya ekspor untuk negara-negara berkembang seperti India. Sektor-sektor seperti teknologi informasi (TI) dan farmasi menjadi yang paling rentan terhadap tekanan ini.
“Beberapa negara, termasuk India, mungkin menghadapi peningkatan biaya ekspor akibat penguatan dolar dan tarif yang lebih tinggi, yang dapat berdampak signifikan pada sektor TI dan farmasi,” jelas laporan tersebut.
Tidak hanya itu, laporan tersebut juga mencatat bahwa negara-negara seperti Meksiko dapat menjadi pesaing India dalam menarik perusahaan yang ingin memindahkan manufaktur mereka dari China ke wilayah berbiaya rendah. Dengan biaya tenaga kerja yang kompetitif dan lokasi geografis yang strategis, Meksiko dipandang sebagai salah satu alternatif yang menarik bagi perusahaan global.
Meski demikian, India tetap memiliki keunggulan dengan kekuatan pasar domestik yang besar dan langkah-langkah kebijakan yang mendukung investasi asing. Untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, India perlu menjaga fleksibilitas dan menyesuaikan strategi sesuai dengan dinamika global yang terus berubah.
Kembalinya Trump ke kursi kepresidenan AS diperkirakan akan membawa pengaruh campuran, antara percepatan pertumbuhan ekonomi global dan potensi ketegangan perdagangan yang meningkat. Oleh karena itu, India harus tetap cermat dalam membaca peluang sekaligus menghadapi tantangan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan di berbagai sektor kunci.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi internasional yang kuat, India memiliki peluang besar untuk mengukuhkan posisinya sebagai pusat manufaktur dan teknologi utama di dunia.