Betang.id – Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) terus mengubah cara kerja berbagai sektor teknologi global. Menurut Vony Tjiu, Country Manager Indonesia dari Red Hat, integrasi AI dengan pendekatan open source akan menjadi kunci dalam membentuk masa depan teknologi, terutama di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data McKinsey Global Survey, 65% perusahaan kini menggunakan AI secara reguler. Hal ini menunjukkan laju adopsi AI telah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2023. Namun, di Indonesia, pemanfaatan AI masih tergolong rendah, sebagaimana laporan PwC 27th Annual Global CEO Survey mencatat 53% CEO di Indonesia menyebut AI generatif belum diterapkan di perusahaan mereka.
Masa Depan AI dalam Open Source
Seiring berkembangnya teknologi AI dari otomatisasi sederhana hingga aplikasi canggih seperti analitik prediktif, pembuatan konten, dan pengambilan keputusan, open source dinilai dapat mempermudah inovasi yang lebih masif.
“Open source memungkinkan perusahaan menciptakan diferensiasi yang kompetitif dan tidak sekadar mengimbangi tren teknologi,” jelas Vony Tjiu.
Menurut data, jumlah proyek generatif AI berbasis open source melonjak hingga 98% dalam setahun terakhir, dengan India, Jepang, dan Singapura sebagai kontributor utama. Tren ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan aksesibilitas untuk memastikan teknologi inovatif dapat diadopsi oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan kecil.
Keunggulan Open Source dalam AI:
- Fleksibilitas dan Skalabilitas: Menyediakan platform dan perangkat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi.
- Keterbukaan dan Kolaborasi: Komunitas open source membantu perusahaan menemukan dan memperbaiki kerentanan dengan cepat.
- Efisiensi Biaya: Mengatasi kendala seperti mahalnya pengembangan teknologi eksklusif.
Dengan open source, perusahaan kecil sekalipun dapat bersaing di skala global, memanfaatkan framework yang dapat diakses secara luas, tanpa harus mengorbankan kedaulatan data mereka.
Hybrid Cloud sebagai Solusi Default
Dalam lanskap teknologi Asia Pasifik, hybrid cloud telah menjadi solusi standar untuk meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan inovasi. Bisnis kini tidak hanya melihat hybrid cloud sebagai alternatif, tetapi sebagai infrastruktur utama yang memungkinkan integrasi AI ke operasional harian.
Di Indonesia, sektor layanan keuangan memimpin adopsi hybrid cloud untuk mendukung beban kerja AI, seperti dalam pengelolaan data pelanggan dan pengambilan keputusan berbasis data. Dengan cara ini, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam menjalankan berbagai workload AI di mana saja, mendukung bisnis untuk terus lincah di tengah dinamika pasar yang cepat berubah.
Kontribusi AI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pun sangat signifikan, dengan prediksi mencapai USD 366 miliar pada 2030. Hal ini memberikan dorongan bagi sektor-sektor lain untuk meningkatkan investasi pada solusi hybrid cloud.
Membangun Strategi Jangka Panjang untuk AI
Meski AI telah menjadi prioritas bagi banyak perusahaan di ASEAN, sebagian besar masih belum sepenuhnya siap, terutama dalam keahlian terkait machine learning dan tata kelola data. Berdasarkan survei IBM dan Ecosystm, hanya 17% perusahaan di kawasan ini yang memiliki tim data science khusus dan kemampuan AI yang ekstensif.
Untuk memaksimalkan potensi AI:
- Berinvestasi dalam Keahlian dan Infrastruktur Data: Menyelaraskan teknologi dengan strategi bisnis untuk meningkatkan kesiapan data.
- Mengadopsi Budaya Inovasi: Mendorong kolaborasi lintas tim dan memperluas pelatihan bagi karyawan tentang teknologi baru.
- Prioritas Tata Kelola dan Kepatuhan Data: Memastikan integritas data untuk mengurangi risiko regulasi.
Tren AI Menuju 2025
Integrasi AI yang lebih dalam dengan pendekatan open source diprediksi menjadi landasan utama inovasi di tahun mendatang. AI akan semakin mendorong inklusivitas teknologi, memperluas akses, dan mempercepat adopsi solusi bisnis yang lebih efisien.
Menurut Vony Tjiu, masa depan teknologi terletak pada data yang terpercaya, di mana perusahaan memiliki pemahaman mendalam tentang asal, integritas, dan keasliannya. Kombinasi AI dan open source akan memungkinkan bisnis dari berbagai skala untuk membuka potensi penuh data dan teknologi secara efisien dan efektif.
“Dengan tren yang saling berhubungan ini, lanskap AI akan menjadi lebih inklusif, membentuk masa depan yang lebih cerah bagi semua pelaku industri,” tutupnya.
Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang