Scroll untuk baca artikel
Berita

Jepang Dibantu China Uji Penambangan ‘Harta Karun’ Langka Di Lautan Dalam

Avatar of Ahmad Azzam
394
×

Jepang Dibantu China Uji Penambangan ‘Harta Karun’ Langka Di Lautan Dalam

Sebarkan artikel ini
Jepang Dibantu China Uji Penambangan 'Harta Karun' Langka Di Lautan Dalam

Betang.id – Sebuah langkah ambisius dilakukan oleh sebuah perusahaan milik negara di China yang berencana mengadakan uji coba penambangan besar-besaran di perairan internasional Samudra Pasifik. Kegiatan ini melibatkan area lepas Pulau Minami-Torishima, Jepang, dan diyakini menjadi eksperimen pertama di dunia untuk penambangan pada kedalaman lebih dari 5.000 meter. Jika sukses, ini dapat mengubah dinamika rantai pasokan logam langka global.

Menggali ‘Warisan Bersama Umat Manusia’

Penambangan ini melibatkan nodul mangan, yang merupakan sumber daya mineral langka yang sangat dibutuhkan dalam produksi baterai kendaraan listrik dan perangkat teknologi tinggi. Namun, Konvensi PBB tentang Hukum Laut menetapkan bahwa sumber daya mineral di dasar laut di perairan internasional merupakan “warisan bersama umat manusia.” Oleh karena itu, aktivitas ini berada di bawah kendali Otoritas Dasar Laut Internasional (ISA), yang berbasis di Jamaika.

scroll untuk membaca

Saat ini, tidak ada aturan internasional yang mengizinkan pengembangan komersial mineral dasar laut di perairan internasional. Namun, ISA memberikan hak eksklusif kepada negara dan perusahaan tertentu untuk mengeksplorasi wilayah laut sebagai persiapan pengembangan di masa depan.

Eksperimen Penambangan oleh China

Beijing Pioneer Hi-Tech Development Corp., sebuah perusahaan milik negara China, memiliki hak eksplorasi eksklusif di dua lokasi dekat Pulau Minami-Torishima, yang terletak di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Menurut rencana mereka, penambangan eksperimental akan dilakukan selama 20 hari pada Agustus tahun depan di zona eksplorasi eksklusif sekitar 600 kilometer dari pulau tersebut.

Proses penambangan melibatkan penggunaan peralatan khusus yang akan ditangguhkan dari kapal depot untuk menyedot nodul mangan dari dasar laut di area seluas 250 ribu meter persegi. Targetnya adalah mengumpulkan hingga 7.500 ton nodul mangan tanpa mengangkatnya ke permukaan. Selain itu, perusahaan ini juga berencana untuk mempelajari dampak penambangan terhadap ekosistem laut.

Di sisi lain, perusahaan milik negara lainnya, China Minmetals Corp., merencanakan eksperimen serupa di perairan internasional dekat Hawaii. Mereka akan mengumpulkan sekitar 1.300 ton nodul mangan, dengan sebagian kecil di antaranya akan diangkat ke permukaan untuk penelitian lebih lanjut.

Dampak dan Persaingan Global

Jika eksperimen ini berhasil, teknologi pertambangan laut dalam milik China akan mencapai tingkat terdepan di dunia, memungkinkan mereka untuk memulai ekstraksi skala besar setelah aturan internasional disahkan. ISA berencana merumuskan aturan terkait pada pertemuan umum musim panas mendatang.

Keberhasilan ini berpotensi menempatkan China di posisi dominan dalam rantai pasokan logam langka, yang merupakan komponen vital dalam teknologi modern. Sementara itu, Jepang berupaya mengejar ketertinggalannya dalam teknologi pertambangan laut dalam. Pemerintah Jepang telah menetapkan target untuk memulai pengembangan komersial sumber daya laut di ZEE-nya pada tahun fiskal 2028.

Namun, proyek percobaan Jepang yang melibatkan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology direncanakan berskala kecil dan baru akan dimulai pada tahun fiskal 2026. Menurut Prof. Yasuhiro Kato dari Universitas Tokyo, Jepang harus segera mempercepat upaya eksplorasi dan pengembangan sumber daya lautnya.

Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang