Betang.id – Las Vegas dihebohkan dengan ledakan yang melibatkan kendaraan listrik Cybertruck Tesla pada tanggal 1 Januari 2025. Insiden ini terjadi tepat di depan Trump International Hotel Las Vegas, milik Presiden AS terpilih, Donald Trump. Lebih mengejutkan, pelaku di balik aksi ini ternyata menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif untuk merencanakan serangan.
Pelaku dan Rencana Menggunakan AI Generatif
Pelaku yang teridentifikasi sebagai Matthew Livelsberger, seorang tentara aktif di Amerika Serikat, diketahui memanfaatkan AI generatif, termasuk platform ChatGPT milik OpenAI. Teknologi ini digunakannya untuk merancang serangan, termasuk mencari informasi tentang target lokasi, bahan peledak legal di Arizona, hingga rincian teknis terkait kecepatan peluru.
Selain memanfaatkan AI, Livelsberger menggunakan aplikasi penyewaan kendaraan peer-to-peer, Turo, untuk mendapatkan Cybertruck Tesla. Turo, yang berfungsi seperti Airbnb tetapi untuk kendaraan, kini menjadi sorotan terkait keamanan sistemnya, khususnya mengenai proses penyaringan penyewa.
Respons dari CEO Turo
CEO Turo, Andre Haddad, menegaskan bahwa perusahaan telah melakukan pemeriksaan latar belakang yang sesuai terhadap calon penyewa. Dalam kasus ini, Livelsberger memiliki SIM yang sah, catatan kriminal yang bersih, dan latar belakang sebagai tentara yang dihormati. Haddad membantah tudingan bahwa Turo lalai, meskipun platform ini sebelumnya menghadapi kritik karena aplikasi tersebut pernah digunakan untuk aktivitas ilegal seperti peredaran narkoba dan perdagangan manusia.
Haddad menyatakan bahwa laporan dari pemilik kendaraan yang menyewakan Cybertruck tersebut menunjukkan tidak adanya indikasi perilaku mencurigakan dari pelaku saat kendaraan dikembalikan.
OpenAI Angkat Bicara
Dalam pernyataan terpisah, OpenAI menegaskan komitmennya untuk mendorong penggunaan AI secara bertanggung jawab. Mereka menyebut bahwa sistemnya dirancang untuk menolak instruksi berbahaya. OpenAI juga bekerja sama dengan otoritas hukum dalam penyelidikan kasus ini, memastikan bahwa alat AI tidak disalahgunakan untuk tujuan kriminal.
Tesla dan Elon Musk Membantah Masalah pada Cybertruck
Elon Musk, CEO Tesla, turut memberikan pernyataan terkait insiden ini. Berdasarkan hasil investigasi Tesla, Cybertruck tersebut dalam kondisi baik saat terakhir kali diisi daya. Musk melalui akun X/Twitter-nya menyatakan bahwa kendaraan dalam keadaan stabil dan tidak memiliki masalah teknis. Ledakan diduga berasal dari bahan lain yang dibawa oleh pelaku, bukan dari sistem kendaraan itu sendiri.
Fakta Ledakan: Bahan Peledak hingga Motif Pelaku
Menurut penyelidikan kepolisian Las Vegas, ledakan disebabkan oleh campuran bahan bakar kelas balap, 60 pon (27 kilogram) bahan kembang api, serta 70 pon (32 kilogram) peluru senapan burung yang dimasukkan ke dalam kendaraan. Percikan api dari tembakan pistol, yang digunakan pelaku untuk mengakhiri hidupnya, memicu ledakan besar itu.
Motif Livelsberger belum sepenuhnya terungkap, namun ia diketahui memiliki catatan bertugas di Afghanistan. Pelaku juga pernah secara vokal mengkritik kebijakan pemerintah AS yang dianggapnya mendukung perang, termasuk perang di Ukraina. Ada dugaan bahwa aksinya adalah bentuk protes terhadap trauma dan rasa bersalah atas tindakannya selama bertugas.
Reaksi Publik: Teknologi dan Keamanan di Uji
Ledakan ini tidak hanya menarik perhatian karena dampaknya tetapi juga karena melibatkan penggunaan AI generatif, memicu perdebatan tentang keamanan teknologi canggih ini di tangan orang yang salah. Keandalan aplikasi Turo sebagai platform penyewaan kendaraan juga dipertanyakan, terutama dalam hal deteksi risiko calon pengguna.
Kendati demikian, Cybertruck Tesla menunjukkan kekuatan strukturalnya. Meskipun ledakan terjadi di dalam kendaraan, dampaknya berhasil diminimalisasi sehingga hanya menewaskan pelaku. Insiden ini juga menyebabkan tujuh orang mengalami luka ringan, tetapi mereka dapat diselamatkan.
Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang
