Software

Mengapa Microsoft Tetap Bersikeras dengan Syarat TPM untuk Windows 11?

Avatar of Yenni Arianti
294
×

Mengapa Microsoft Tetap Bersikeras dengan Syarat TPM untuk Windows 11?

Sebarkan artikel ini
Mengapa Microsoft Tetap Bersikeras dengan Syarat TPM untuk Windows 11?

Betang.id – Microsoft telah membuat kebijakan yang cukup kontroversial sejak memperkenalkan Windows 11: mereka mewajibkan perangkat yang ingin menjalankan sistem operasi ini memiliki fitur TPM 2.0 (Trusted Platform Module). Akibatnya, banyak pengguna Windows versi sebelumnya, terutama yang menggunakan perangkat lama, tidak dapat meng-upgrade ke sistem operasi terbaru ini.

Langkah ini memicu protes dari sejumlah pengguna, terutama karena Microsoft sempat menyarankan mereka untuk membeli perangkat baru jika komputer yang dimiliki tidak mendukung TPM. Tetapi, apa sebenarnya alasan Microsoft tetap kukuh mempertahankan kebijakan ini? Dan apakah ada peluang kebijakan ini berubah seiring berakhirnya dukungan untuk Windows 10?

Mengapa Microsoft Wajibkan TPM 2.0?

1. TPM untuk Keamanan yang Lebih Tinggi

Microsoft menegaskan bahwa TPM 2.0 merupakan elemen penting dalam meningkatkan keamanan perangkat yang menjalankan Windows 11. TPM adalah sebuah modul perangkat keras yang berfungsi melindungi data pengguna dan sistem operasi dari ancaman seperti malware dan serangan siber. Modul ini bertindak sebagai “benteng” yang memverifikasi integritas sistem sebelum booting, sehingga mengurangi risiko serangan yang bisa mengeksploitasi sistem.

2. Standar Baru Keamanan

Microsoft percaya bahwa dengan menjadikan TPM 2.0 sebagai syarat wajib, mereka menciptakan standar baru dalam keamanan perangkat. Ini bukan hanya untuk menghadapi ancaman saat ini, tetapi juga untuk mengantisipasi serangan di masa depan. Perusahaan ingin memastikan bahwa semua perangkat Windows yang digunakan mampu memberikan perlindungan optimal bagi penggunanya.

Konsekuensi dari Kebijakan TPM

1. Tidak Semua Perangkat Mendukung TPM 2.0

Banyak PC dan laptop, terutama yang memiliki chipset lama, tidak dilengkapi dengan modul TPM 2.0. Artinya, pengguna perangkat tersebut harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak dapat menginstal Windows 11 tanpa membeli perangkat keras baru.

Hal ini jelas berdampak pada segmen pengguna dengan perangkat lama. Beberapa di antaranya bahkan enggan beralih ke Windows 11 meskipun ingin, karena mereka merasa perangkat mereka masih cukup mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari.

2. Potensi Kehilangan Basis Pengguna Lama

Microsoft secara tidak langsung mengorbankan sebagian basis pengguna mereka yang masih setia menggunakan Windows versi lama. Banyak pengguna ini menganggap bahwa persyaratan TPM adalah penghalang yang tidak perlu. Beberapa pihak bahkan beranggapan bahwa kebijakan ini lebih bersifat komersial, mendorong pengguna untuk membeli perangkat baru, daripada benar-benar demi keamanan.

Mengapa Microsoft Tidak Melunak?

1. Citra Keamanan Windows

Windows memiliki reputasi sebagai salah satu sistem operasi yang sering menjadi target serangan siber, termasuk ransomware dan malware. Hal ini membuat Microsoft menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki citra keamanan sistem operasinya. Dengan menekankan pentingnya TPM 2.0, Microsoft ingin menunjukkan komitmen mereka untuk menghadirkan platform yang lebih aman di masa depan.

2. Persiapan Menghadapi Ancaman Masa Depan

Seiring berkembangnya teknologi, serangan siber juga semakin kompleks. Microsoft memandang TPM 2.0 sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem yang lebih tangguh. Kebijakan ini mungkin terlihat ketat sekarang, tetapi di masa depan, standar seperti ini kemungkinan akan menjadi keharusan bagi semua perangkat modern.

3. Tidak Ada Jalan Mundur

Dengan dukungan Windows 10 yang akan berakhir dalam waktu dekat, Microsoft tampaknya tidak memiliki rencana untuk melonggarkan kebijakan ini. Sebaliknya, mereka justru memperkuat kampanye bahwa perangkat tanpa TPM tidak cukup aman untuk menghadapi ancaman digital modern.

Apa Dampaknya bagi Pengguna?

Bagi pengguna yang perangkatnya tidak mendukung TPM 2.0, ada beberapa opsi:

  1. Menggunakan Windows 10 hingga akhir masa dukungannya: Pengguna masih bisa menggunakan Windows 10 hingga dukungannya benar-benar dihentikan oleh Microsoft. Namun, setelah itu, perangkat akan rentan terhadap serangan siber karena tidak lagi mendapatkan pembaruan keamanan.
  2. Upgrade perangkat keras: Beberapa motherboard mendukung modul TPM eksternal yang dapat dipasang untuk memenuhi persyaratan. Namun, ini membutuhkan biaya tambahan.
  3. Membeli perangkat baru: Microsoft sendiri menyarankan ini sebagai solusi utama bagi pengguna yang perangkatnya sudah usang.

Kesimpulan

Kebijakan Microsoft yang mewajibkan TPM 2.0 untuk Windows 11 memang menjadi kontroversi, tetapi alasan di baliknya cukup jelas: keamanan. Mereka ingin membangun platform yang lebih tangguh dan dapat diandalkan dalam menghadapi ancaman siber modern. Sayangnya, langkah ini juga mengorbankan sebagian pengguna yang perangkatnya tidak mendukung TPM.

Meskipun banyak kritik, tampaknya Microsoft tidak akan melonggarkan kebijakan ini. Bagi pengguna perangkat lama, ini adalah tantangan sekaligus pengingat untuk mulai mempertimbangkan solusi, baik dengan tetap menggunakan Windows 10 hingga masa akhirnya, atau merencanakan upgrade perangkat keras atau perangkat baru. Bagaimana pendapat Anda? Apakah langkah ini strategis, atau justru terlalu memaksa?

Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang