Betang.id – Demam kecerdasan buatan (AI) terus merajalela, membawa keuntungan besar bagi perusahaan yang mampu menyediakan teknologi tersebut. NVIDIA, raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar mencapai $3 triliun, menjadi salah satu pemain utama dalam pasar ini. Diperkirakan, NVIDIA akan mencatatkan omzet fantastis pada tahun 2025 berkat penjualan server AI terbaru mereka, yang diberi kode “GB200” atau lebih dikenal sebagai Blackwell AI Server. Produk ini diprediksi akan terjual dengan cepat, seperti “gorengan panas”.
Blackwell AI Server “GB200” dan Proyeksi Omzet $210 Miliar Tahun 2025
Bukan lagi seri RTX yang menjadi produk unggulan NVIDIA, melainkan GPU AI yang mereka produksi. Dengan adanya lonjakan investasi perusahaan-perusahaan besar pada model bahasa besar (Large Language Models), NVIDIA memiliki peluang besar untuk menjual sejumlah besar unit AI server GB200, yang dikenal dengan nama Blackwell. Menurut informasi dari pemasok di Taiwan, seperti Quanta, Foxconn, dan Wistron, NVIDIA diekspektasikan akan menjual 60.000 hingga 70.000 unit AI Server GB200 pada tahun 2025.
Harga dan Potensi Keuntungan
Angka penjualan tersebut terkesan biasa saja pada pandangan pertama, namun jika melihat harga per unit server yang dipatok NVIDIA, yang berkisar antara $2 juta hingga $3 juta, maka potensi keuntungan yang bisa diraih menjadi sangat signifikan. Dengan penjualan sebesar itu, NVIDIA diperkirakan akan mengantongi omzet sebesar $210 miliar hanya dari penjualan server tersebut dalam satu tahun.
Konfigurasi dan Target Pasar
NVIDIA menawarkan dua konfigurasi hardware untuk AI server Blackwell: NVL72 dan NVL36. Konfigurasi ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk memilih sesuai kebutuhan dan anggaran mereka. Khususnya, konfigurasi NVL36 yang lebih rendah diharapkan akan lebih laku di pasaran, mengingat banyaknya startup yang mulai masuk ke industri AI dan mencari solusi yang lebih ekonomis namun tetap canggih.
Rencana Peluncuran dan Antisipasi Pasar
Peluncuran AI server dari NVIDIA ini dijadwalkan akan berlangsung pada kuartal keempat tahun 2024. Antisipasi terhadap peluncuran ini cukup tinggi, mengingat banyaknya perusahaan yang kini berlomba-lomba mengembangkan kemampuan AI mereka. Namun, ada juga pertanyaan apakah fenomena “demam AI” ini akan bertahan hingga tahun depan atau malah menurun. Namun, dengan terus meningkatnya kebutuhan akan teknologi AI di berbagai sektor, sulit membayangkan tren ini akan mereda dalam waktu dekat.