Berita

OJK Waspadai Risiko Penggunaan AI di Perbankan

Avatar of Enny Riana
1670
×

OJK Waspadai Risiko Penggunaan AI di Perbankan

Sebarkan artikel ini
OJK Waspadai Risiko Penggunaan AI di Perbankan

Betang.id – Penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di sektor perbankan menghadirkan keuntungan dan tantangan tersendiri yang harus diantisipasi secara seksama. Meskipun AI dapat memberikan manfaat signifikan, penting bagi industri perbankan di Indonesia untuk memahami mekanisme kerja AI agar penggunaannya dapat dioptimalkan tanpa mengabaikan potensi risiko yang ada.

Penerapan AI dalam Perbankan di Indonesia

Penggunaan AI dalam perbankan di Indonesia telah mencakup berbagai bidang seperti otomasi pekerjaan untuk chatbot dan voice assistant, pemrosesan dokumen, pemantauan transaksi, deteksi fraud dan pencucian uang, serta sebagai decision engine untuk membantu proses penilaian kredit (credit scoring). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa meskipun AI menawarkan banyak manfaat, bank harus menerapkan tata kelola dan manajemen risiko yang baik dalam penggunaan teknologi informasi (TI), termasuk AI.

Risiko Penggunaan AI dalam Perbankan

Potensi penyalahgunaan AI yang dapat merugikan konsumen cukup tinggi. Beberapa risiko yang teridentifikasi antara lain bias algoritma, deepfakes, dan kemampuan AI untuk membuat keputusan secara mandiri. Dian menekankan bahwa kepentingan nasabah atau konsumen harus menjadi perhatian utama dalam penerapan AI oleh perbankan.

AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional melalui otomatisasi, namun juga membawa risiko yang signifikan. Salah satu risiko utama adalah bias algoritma, di mana keputusan yang diambil oleh AI dapat dipengaruhi oleh data yang tidak representatif atau berisiko diskriminatif. Selain itu, deepfakes, yang merupakan teknologi AI untuk membuat video atau audio palsu yang sangat meyakinkan, dapat digunakan untuk tujuan penipuan atau manipulasi informasi.

Upaya OJK dalam Mengatur Penggunaan AI

OJK sedang menyusun panduan tata kelola AI untuk perbankan guna memastikan bahwa penerapan AI dilakukan secara bertanggung jawab, adil, transparan, dan mematuhi nilai-nilai etika. Panduan ini diharapkan dapat membantu bank mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan AI dan melindungi kepentingan konsumen.

Dalam kerangka pengaturan, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum dan POJK Nomor 21 Tahun 2023 tentang Layanan Digital oleh Bank Umum. Dalam ketentuan tersebut, diatur bahwa bank harus melakukan adopsi teknologi informasi dalam pelayanan layanan digital secara bertanggung jawab.

Pentingnya Tata Kelola dan Manajemen Risiko

Bank diharapkan dapat melakukan tata kelola dan manajemen risiko TI yang baik dalam proses adopsi teknologi AI. Tata kelola yang baik mencakup pengawasan terhadap sistem AI untuk memastikan bahwa algoritma yang digunakan tidak bias, data yang digunakan representatif, dan hasil keputusan yang dihasilkan oleh AI dapat dipertanggungjawabkan.

Manajemen risiko TI yang baik juga mencakup pengembangan kebijakan dan prosedur yang jelas terkait penggunaan AI, pelatihan untuk karyawan tentang risiko dan manfaat AI, serta pengawasan terhadap penggunaan AI dalam operasional sehari-hari. Hal ini penting untuk menghindari risiko penyalahgunaan AI yang dapat merugikan bank dan konsumen.

Pengaruh Positif AI dalam Operasional Bank

Meskipun menghadapi berbagai risiko, pemanfaatan AI dalam perbankan juga membawa pengaruh positif, terutama dalam peningkatan efisiensi operasional. Otomatisasi pekerjaan melalui AI dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kecepatan serta akurasi proses bisnis. Misalnya, penggunaan AI dalam chatbot atau voice assistant dapat membantu bank memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat dan efisien.

Pemantauan transaksi yang dilakukan oleh AI juga dapat membantu bank dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan secara real-time, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya fraud atau pencucian uang. Selain itu, penggunaan AI dalam pemrosesan dokumen dapat mempercepat proses administrasi dan mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses manual.

Implementasi AI yang Bertanggung Jawab

Untuk memastikan implementasi AI yang bertanggung jawab, OJK menekankan pentingnya bank dalam mematuhi peraturan yang ada serta menjaga transparansi dalam penggunaan AI. Bank diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada nasabah tentang penggunaan AI dalam layanan yang mereka tawarkan serta melibatkan nasabah dalam proses pengawasan.

Bank juga perlu memastikan bahwa sistem AI yang mereka gunakan dapat diaudit dan diperiksa secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada bias atau kesalahan dalam keputusan yang diambil oleh AI. Selain itu, bank harus memastikan bahwa mereka memiliki mekanisme untuk menangani keluhan atau masalah yang timbul akibat penggunaan AI.

Tantangan dalam Implementasi AI

Implementasi AI di perbankan tidaklah mudah. Berbagai tantangan harus dihadapi, termasuk perbedaan model bisnis, penggunaan teknologi, sumber daya manusia, finansial, dan organisasi di antara bank yang ada. Setiap bank memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda dalam mengadopsi teknologi AI, sehingga diperlukan pendekatan yang fleksibel dan adaptif.

Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa bank memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola dan mengawasi penggunaan AI. Pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi karyawan merupakan hal yang krusial untuk memastikan bahwa mereka dapat memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan AI.

Kolaborasi dan Inovasi

Untuk mengatasi berbagai tantangan dalam implementasi AI, kolaborasi antara bank, regulator, dan pihak-pihak terkait lainnya sangat diperlukan. Bank dapat bekerja sama dengan penyedia teknologi, universitas, dan lembaga riset untuk mengembangkan solusi AI yang inovatif dan aman.

Inovasi dalam AI juga perlu didorong untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi industri perbankan. Penelitian dan pengembangan dalam bidang AI harus terus dilakukan untuk menemukan cara-cara baru dalam mengoptimalkan penggunaan AI di perbankan.