Berita

Oppo Geser Samsung dan Vivo, Jadi Raja HP di Indonesia dan Asia Tenggara

Avatar of Enny Riana
305
×

Oppo Geser Samsung dan Vivo, Jadi Raja HP di Indonesia dan Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini
Oppo Geser Samsung dan Vivo, Jadi Raja HP di Indonesia dan Asia Tenggara

Betang.id – Pasar smartphone Indonesia dan Asia Tenggara mengalami pergeseran besar di kuartal III tahun 2024. Oppo, merek asal China, berhasil merebut posisi teratas sebagai pemimpin pasar atau “raja HP,” mengalahkan nama-nama besar seperti Samsung, Vivo, dan Xiaomi. Capaian ini didorong oleh strategi Oppo yang fokus pada segmen ponsel murah dan efisien.

Dominasi Oppo di Indonesia dan Asia Tenggara

Sepanjang kuartal III-2024, Oppo mencatat market share sebesar 22% di Indonesia, melampaui merek-merek populer lainnya seperti Samsung dan Vivo. Oppo juga memimpin pasar di Thailand dan Malaysia, sementara di Filipina dan Vietnam, mereka berada di posisi kedua.

Menurut laporan Canalys, Oppo berhasil memuncaki pasar Asia Tenggara dengan pangsa pasar 21%, meningkat dari 18% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pengiriman unit mereka naik tajam dari 4 juta menjadi 5,1 juta, mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 29%.

Strategi Oppo: Ponsel Murah yang Efisien

Keberhasilan Oppo tidak lepas dari peluncuran model entry-level seperti Oppo A3x dan Oppo A3, yang menjadi andalan mereka. Model ini diberi merek ulang dan dipasarkan dengan harga yang kompetitif, sesuai kebutuhan pasar Indonesia dan Asia Tenggara.

Canalys menyoroti bahwa strategi Oppo terfokus pada harga dan keterjangkauan, terutama di segmen ponsel dengan harga US$100–US$300 (sekitar Rp1,5 juta–Rp4,5 juta). Kompetisi di segmen ini sangat ketat, dengan banyak vendor mengandalkan diskon besar-besaran untuk menarik pembeli.

Tren Pasar Smartphone Asia Tenggara

Pasar smartphone di Asia Tenggara mencatatkan pertumbuhan sebesar 15%, dengan total pengiriman mencapai 25 juta unit pada kuartal ini. Namun, rata-rata harga jual ponsel justru turun 4% akibat banyaknya peluncuran ponsel baru, terutama di kategori mid-range dan low-end.

Menurut analis Canalys, Sheng Win Chow, persaingan harga semakin tajam karena promosi dan diskon besar-besaran pada model lama. Hal ini menciptakan konflik harga saat model baru diluncurkan, yang pada akhirnya menekan profitabilitas vendor.

Posisi Vendor di Asia Tenggara

Berikut peringkat lima besar vendor smartphone di Asia Tenggara menurut laporan Canalys:

  1. Oppo: 21%
  2. Samsung: 16%
  3. Transsion: 16%
  4. Xiaomi: 15%
  5. Vivo: 10%

Samsung, yang sebelumnya memimpin pasar, kini harus puas di posisi kedua bersama Transsion, yang berbagi pangsa pasar sebesar 16%. Xiaomi dan Vivo masing-masing berada di peringkat keempat dan kelima.

Tantangan dan Strategi Vendor

Vendor menghadapi tantangan berat dengan meningkatnya biaya bahan baku (Bill of Material/BOM) dan inflasi, yang menekan margin keuntungan. Untuk mengatasi hal ini, mereka mengonsolidasikan lini produk entry-level agar lebih efisien.

Oppo, misalnya, menyederhanakan model mereka menjadi satu varian seperti A3x, yang dirancang untuk menjangkau lebih banyak konsumen dengan harga yang lebih terjangkau. Strategi ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan daya saing Oppo di pasar yang sensitif terhadap harga.