Daerah

Pemkot Palangka Raya Tingkatkan Peran FKDM dalam Penanganan Karhutla

Avatar of Ahmad Azzam
501
×

Pemkot Palangka Raya Tingkatkan Peran FKDM dalam Penanganan Karhutla

Sebarkan artikel ini
Pemkot Palangka Raya Tingkatkan Peran FKDM dalam Penanganan Karhutla

Betang.id – Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), tengah giat meningkatkan peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dalam upaya antisipasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Dampak karhutla sangat merugikan bagi kesehatan manusia dan keberlangsungan lingkungan serta makhluk hidup secara umum,” ungkap Penjabat (Pj) Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu di Palangka Raya, Jumat.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam konteks pelaksanaan rapat Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kota Palangka Raya, yang bertujuan untuk mengatasi karhutla dan mitigasi banjir.

Rapat dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Palangka Raya, sejumlah kepala Perangkat Daerah, camat, lurah, dan jajaran terkait yang menangani karhutla. FKDM, sebagai wadah elemen masyarakat, memegang peran strategis dalam antisipasi dan penanganan bencana.

“Peningkatan peran FKDM sangat penting sebagai upaya mitigasi karhutla untuk melindungi lingkungan, kesehatan masyarakat, serta mengamankan aset-aset daerah,” ujar Hera.

Ia menekankan bahwa karhutla selama ini telah menimbulkan bencana yang tidak hanya mengancam kelestarian alam, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Gangguan pernapasan, pembelajaran jarak jauh, bahkan gangguan pada jadwal penerbangan menjadi dampak negatif dari karhutla.

“Dampak karhutla sangat merugikan bagi setiap sisi kehidupan manusia serta keberlangsungan lingkungan dan makhluk hidup secara umum,” tambahnya.

Meskipun demikian, Hera memastikan bahwa Pemko Palangka Raya tetap berkomitmen untuk mengatasi ancaman karhutla yang sering terjadi di wilayahnya.

Di sisi lain, BPBD Kota Palangka Raya bersama tim pemadam kebakaran telah menangani 730,11 hektare lahan gambut terbakar sejak awal Januari hingga 11 Oktober 2023.

Luas lahan gambut yang terbakar ini merupakan hasil akumulasi dari 541 kejadian kebakaran lahan, dengan jumlah kejadian yang berbeda-beda di setiap wilayah kecamatan.