Betang.id – Dunia teknologi semikonduktor sedang bersiap menyambut revolusi baru: produksi chip menggunakan node proses 2nm, yang dijadwalkan dimulai secara massal tahun depan. Node ini diharapkan membawa peningkatan besar dalam performa dan efisiensi daya, melampaui capaian teknologi 3nm yang telah diterapkan oleh sejumlah perangkat premium, seperti iPhone 15 Pro dengan prosesor A17 Pro.
TSMC di Depan dalam Kompetisi 2nm
TSMC, sebagai pemimpin pasar pabrik pengecoran chip, memiliki keunggulan signifikan dalam peralihan ke 2nm. Meski rumor sempat menyebutkan bahwa prosesor A19 Apple untuk iPhone 17 akan menggunakan teknologi ini, ternyata Apple kemungkinan besar baru akan mengadopsi node 2nm pada seri iPhone 18 tahun 2026, dengan prosesor A20 dan A20 Pro. Alasannya adalah harga wafer silikon untuk node baru yang cenderung lebih tinggi pada tahun pertama produksi, membuat Apple menunda penggunaan teknologi ini demi efisiensi biaya.
Selain Apple, sejumlah pemain besar di industri teknologi seperti AMD, Nvidia, MediaTek, dan Qualcomm telah menandatangani kontrak untuk produksi chip 2nm dari TSMC. Ini memberikan TSMC keunggulan besar dalam persaingan dibandingkan Intel dan Samsung.
Masalah Produksi di Samsung
Samsung Foundry terus berjuang dengan isu hasil produksi pada teknologi 4nm dan 3nm, yang memengaruhi reputasinya sebagai pabrik pengecoran kelas dunia.
- 4nm: Samsung kehilangan kepercayaan dari Qualcomm setelah hasil produksi Snapdragon 8 Gen 1 dinilai mengecewakan, membuat Qualcomm beralih ke TSMC.
- 3nm: Penundaan produksi Exynos 2500 menunjukkan bahwa Samsung masih menghadapi masalah serupa, dengan hasil produksi yang dilaporkan berada di bawah ekspektasi.
- 2nm: Samsung menghadapi tekanan untuk meningkatkan stabilitas produksinya agar bisa bersaing dengan TSMC di tahun mendatang.
Samsung juga dikabarkan akan merilis Snapdragon 8 Elite untuk menggantikan Exynos 2500 di lini Galaxy S25, sebuah langkah yang menunjukkan bahwa mereka masih sangat tergantung pada mitra eksternal untuk mengimbangi permintaan pasar.
Peran Pemain Lain: Intel dan Rapidus Jepang
Intel juga berambisi mengejar ketertinggalan dengan memulai produksi node 18A (1,8nm) pada 2025, seperti yang diumumkan oleh mantan CEO-nya, Pat Gelsinger. Namun, dengan mundurnya Gelsinger per Desember 2024 dan belum adanya pengganti, keberlanjutan strategi Intel dalam bidang ini menjadi tanda tanya besar. Saat ini, AWS (Amazon Web Services) adalah satu-satunya klien terkenal yang telah mendaftar untuk menggunakan teknologi tersebut.
Sementara itu, Rapidus, pabrik pengecoran asal Jepang, akan fokus pada produksi kecil dan pesanan khusus untuk node 2nm. Proyek ini didukung oleh pemerintah Jepang dengan teknologi IBM, tetapi perusahaan belum menargetkan produksi massal seperti TSMC atau Samsung.
Teknologi Baru di Node 2nm
Node 2nm menggunakan inovasi teknologi Gate-All-Around (GAA) yang memberikan kontrol lebih baik atas arus penggerak, sekaligus mengurangi kebocoran arus. Teknologi ini memungkinkan chip yang dihasilkan menjadi lebih hemat daya dan bertenaga. IBM, yang menjadi mitra Rapidus, bahkan telah memamerkan prototipe chip 2nm pada 2021, yang menunjukkan potensi besar teknologi ini.
Persaingan Sengit untuk Dominasi Pasar
Persaingan di dunia semikonduktor diperkirakan semakin sengit:
- TSMC tampaknya tetap berada di posisi terdepan dengan basis klien yang kuat dan teknologi yang lebih stabil.
- Samsung memiliki peluang besar jika mampu memperbaiki masalah hasil produksi.
- Intel menghadapi tekanan untuk memastikan konsistensi strategi di tengah transisi kepemimpinan mereka.
- Rapidus Jepang menjadi wildcard dengan pendekatan unik dalam menangani produksi 2nm.