Berita

Saat TikTok Terancam, Whatnot Raih Pendanaan Besar $265 Juta dan Valuasi Hampir $5 Miliar

Avatar of Enny Riana
94
×

Saat TikTok Terancam, Whatnot Raih Pendanaan Besar $265 Juta dan Valuasi Hampir $5 Miliar

Sebarkan artikel ini
Saat TikTok Terancam, Whatnot Raih Pendanaan Besar $265 Juta dan Valuasi Hampir $5 Miliar

Betang.id – Di tengah ancaman larangan operasional TikTok di Amerika Serikat, platform belanja livestream Whatnot berhasil mencuri perhatian dengan mengumpulkan pendanaan senilai $265 juta. Dengan valuasi terbaru mencapai $4,97 miliar, Whatnot kini semakin diperhitungkan sebagai pesaing utama TikTok Shop di industri e-commerce berbasis siaran langsung.

Pendanaan Baru dan Rencana Ekspansi

Putaran pendanaan terbaru Whatnot dipimpin oleh Greycroft Partners, DST Global, dan Avra, dengan partisipasi dari investor besar lainnya seperti Andreessen Horowitz, CapitalG, dan Lightspeed Venture Partners. Total investasi yang telah diterima startup ini sejak didirikan pada 2019 mencapai $746 juta, memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri livestream shopping.

CEO sekaligus salah satu pendiri Whatnot, Grant LaFontaine, mengungkapkan bahwa dana segar ini akan digunakan untuk:

  1. Memperluas tim teknisi demi meningkatkan kemampuan teknologi platform.
  2. Meningkatkan layanan pelanggan agar lebih responsif terhadap kebutuhan pengguna.
  3. Ekspansi ke pasar internasional, termasuk Australia, yang menjadi target berikutnya.
  4. Menambah kategori produk baru, seperti barang koleksi seni dan peralatan golf.

Selain itu, Whatnot juga berencana mengajukan tender untuk membeli kembali saham senilai $72 juta, yang menunjukkan kepercayaan kuat terhadap masa depan perusahaan.

Keunikan Model Bisnis Whatnot

Menggabungkan elemen sosial media seperti Instagram dan fungsi marketplace ala eBay, Whatnot menciptakan pengalaman belanja yang menghibur. Platform ini menawarkan siaran langsung di mana penjual dapat memamerkan produk sembari berinteraksi langsung dengan calon pembeli.

Val Zapata, seorang penjual sepatu kets di Whatnot yang telah menghasilkan penjualan lebih dari $6 juta dalam setahun, menggambarkan platform ini sebagai tempat di mana “hiburan bertemu dengan perdagangan.” Setiap minggu, lebih dari 175.000 jam livestream digelar di Whatnot, melibatkan ribuan penjual dari delapan negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Jerman.

Kategori produk yang populer di platform ini meliputi:

  • Sepatu kets.
  • Barang koleksi (seperti mainan dan piringan hitam).
  • Tas tangan bermerek.

Ancaman Larangan TikTok dan Peluang untuk Whatnot

Saat TikTok menghadapi ancaman larangan operasional di AS, Whatnot berada di posisi yang strategis untuk memanfaatkan situasi ini. Pemerintah AS menetapkan tenggat waktu hingga 19 Januari bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual bisnisnya di negara tersebut. Jika tidak, TikTok berisiko dilarang sepenuhnya.

Dengan larangan ini, banyak penjual di TikTok Shop kemungkinan akan beralih ke platform lain seperti Whatnot. LaFontaine menyatakan kesiapan perusahaannya untuk membantu para penjual TikTok membangun kembali bisnis mereka di Whatnot.

ByteDance sendiri dilaporkan memiliki target ambisius untuk menjual barang senilai $17 miliar melalui TikTok Shop tahun lalu. Namun, ketegangan politik dan ancaman kebijakan proteksionis di AS dapat menghambat pertumbuhan tersebut, memberi Whatnot peluang untuk mengambil alih pangsa pasar.

Livestream Shopping: Tren Masa Depan E-commerce

Fenomena belanja berbasis livestream telah terbukti sukses besar di kawasan Asia-Pasifik, tempat TikTok pertama kali mengembangkan fitur ini. Tren ini kini mulai merambah pasar Barat, dan Whatnot berada di garis depan sebagai alternatif yang menjanjikan.

Dengan lebih dari $3 miliar total nilai barang yang terjual tahun lalu, Whatnot menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Model bisnis yang menggabungkan perdagangan dan hiburan ini berpotensi mengubah lanskap ritel di berbagai kategori produk.

Investor Baru dan Optimisme Masa Depan

Putaran pendanaan terbaru ini membawa sejumlah investor baru, seperti Greycroft dan Avra, yang bergabung dengan nama-nama besar seperti Y Combinator dan Durable Capital Partners. Kepercayaan dari investor ini mencerminkan potensi besar yang dimiliki Whatnot untuk terus berkembang.

LaFontaine optimis bahwa teknologi dan inovasi yang ditawarkan perusahaannya akan menjadi katalis bagi transformasi belanja online. Dengan fokus pada pengalaman pengguna yang interaktif dan ekspansi global, Whatnot berambisi menjadi pemimpin di sektor livestream shopping.

Ikuti kami di google news dan saluran WHATSAPP untuk update berita terbaru dari Betang