Berita

Targetkan Zero Emisi, Google Gandeng Holocene untuk Kurangi Emisi Karbon

Avatar of Enny Riana
1282
×

Targetkan Zero Emisi, Google Gandeng Holocene untuk Kurangi Emisi Karbon

Sebarkan artikel ini
Pemilu AS Picu Kenaikan Saham Teknologi, Apple dan Google Mengalami Pergerakan Positif

Betang.id – Google, perusahaan teknologi global terkemuka, terus mengambil langkah-langkah konkret dalam upaya mengurangi jejak karbonnya. Dalam langkah terbarunya, Google mengumumkan kerjasama dengan Holocene, sebuah perusahaan rintisan teknologi iklim yang fokus pada penangkap karbon, guna mendukung ambisi Google untuk mencapai emisi nol karbon. Langkah ini menandai komitmen serius Google dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Dalam laman resminya, Google menyebutkan bahwa mereka telah membeli kredit penghapusan karbon dari Holocene dengan harga 100 USD per ton CO2 yang dihapus. Proses penghapusan karbon ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2030. Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, Google juga berinvestasi sebesar 10 juta USD untuk mendukung pengembangan teknologi penangkap karbon Holocene. Investasi ini akan digunakan untuk membangun pabrik percontohan yang mampu menangkap sekitar 5.000 ton CO2 per tahun, sebelum akhirnya meningkatkan kapasitas pabrik komersial yang diharapkan bisa menangkap hingga 500.000 ton karbon per tahun.

Teknologi Direct Air Capture untuk Menangkap CO2

Holocene menggunakan teknologi Direct Air Capture (DAC), yaitu teknologi penangkap karbon yang bekerja dengan cara mengekstraksi CO2 langsung dari udara di lokasi tertentu. Teknologi ini diyakini Google sebagai alat penting untuk mencapai target ambisius mereka dalam menurunkan emisi karbon. Holocene, yang diluncurkan pada tahun 2022, merupakan salah satu pemain baru di industri teknologi iklim, tetapi sudah mendapatkan perhatian besar karena pendekatan inovatifnya dalam menangkap karbon.

Anca Timofte, CEO dan pendiri Holocene, yang juga jebolan Stanford, menyatakan bahwa perusahaan sangat percaya dapat menyelesaikan proyek ini dengan dukungan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Teknologi Holocene didasarkan pada penemuan Timofte, yang berhasil menciptakan sistem penyaring CO2 dari udara, yang kemudian dikembangkan menjadi teknologi penangkap karbon yang efisien.

Sebelum mendirikan Holocene, Timofte bekerja di Climeworks, salah satu perusahaan pionir di bidang penangkapan karbon. Climeworks telah bekerja dengan beberapa perusahaan besar seperti Microsoft dan JPMorgan Chase. Namun, meskipun Climeworks memiliki rekam jejak yang lebih lama, Holocene mengklaim teknologinya lebih efisien dan mampu beroperasi secara berkelanjutan.

Metode Holocene yang Lebih Efisien

Holocene mengklaim bahwa teknologi mereka lebih efisien dibandingkan metode yang digunakan oleh pesaing seperti Climeworks. Holocene menggunakan teknik yang memanfaatkan dua proses kimia secara bersamaan. Proses pertama bertujuan untuk menarik CO2 dari udara, sementara proses kedua menghasilkan aliran CO2 yang lebih murni dan siap untuk diolah. Aliran murni CO2 ini kemudian dapat dikubur di bawah tanah sebagai upaya untuk menghilangkan karbon dari atmosfer.

Proses kimia pertama melibatkan aliran udara melalui air yang mengandung asam amino yang secara efektif menangkap CO2. Selanjutnya, bahan kimia guanidin ditambahkan ke campuran, yang bereaksi dengan CO2 dan membentuk kristal padat. Kristal tersebut kemudian dipanaskan pada suhu antara 70 hingga 100 derajat Celsius, memungkinkan CO2 terlepas sebagai gas rumah kaca yang terkonsentrasi.

Kompetitor Holocene: Climeworks

Di sisi lain, Climeworks, perusahaan yang lebih senior di bidang penangkapan karbon, menggunakan teknologi yang dikenal sebagai sistem “kartrid”. Teknologi ini melibatkan penggunaan filter padat yang secara khusus dirancang untuk menarik CO2 dari udara. Setelah filter ini penuh dengan CO2, filter tersebut dipanaskan untuk melepaskan CO2 yang telah diserap. Proses ini kemudian diulang setelah filter dibersihkan dari CO2 yang telah dilepaskan.

Meskipun metode Climeworks sudah terbukti berhasil, Holocene mengklaim bahwa teknologi mereka lebih unggul karena dapat menjalankan dua proses kimia secara bersamaan, sehingga lebih efisien dalam menangkap karbon tanpa harus menghentikan salah satu proses untuk bongkar-muat CO2.

Climeworks sendiri telah memiliki rekam jejak yang lebih solid dengan dua fasilitas skala komersial pertama di dunia yang beroperasi di Islandia. Selain itu, Climeworks juga sedang mengembangkan berbagai proyek lainnya di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Norwegia, Kenya, dan Kanada. Namun, dengan dukungan dari Google, Holocene berharap dapat bersaing dengan Climeworks dan perusahaan penangkap karbon lainnya dalam skala global.

Langkah Besar Menuju Masa Depan yang Lebih Hijau

Kolaborasi antara Google dan Holocene ini menunjukkan betapa pentingnya peran perusahaan teknologi besar dalam upaya global untuk menanggulangi perubahan iklim. Google tidak hanya berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon di dalam operasionalnya, tetapi juga bersedia berinvestasi dalam teknologi yang dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi lingkungan.

Dengan target nol emisi yang ingin dicapai pada tahun 2030, Google terus mencari cara untuk meminimalisir dampak lingkungan dari bisnis mereka. Kerja sama dengan Holocene merupakan salah satu dari banyak langkah yang diambil Google untuk mewujudkan visi mereka tentang masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Teknologi Direct Air Capture yang diterapkan oleh Holocene berpotensi menjadi salah satu solusi yang sangat diperlukan untuk mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer. Jika berhasil, teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah perubahan iklim dengan lebih efektif, sekaligus memberikan contoh bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak Google dalam mendukung inovasi yang ramah lingkungan.