Berita

TLKM, ISAT, dan EXCL Berlomba Rebut Hati Konsumen di Tengah Ketatnya Persaingan Telekomunikasi

Avatar of Enny Riana
47
×

TLKM, ISAT, dan EXCL Berlomba Rebut Hati Konsumen di Tengah Ketatnya Persaingan Telekomunikasi

Sebarkan artikel ini
TLKM, ISAT, dan EXCL Berlomba Rebut Hati Konsumen di Tengah Ketatnya Persaingan Telekomunikasi

Betang.id – Industri telekomunikasi Indonesia tengah menghadapi persaingan sengit di tengah perlambatan daya beli masyarakat. Tiga raksasa, yaitu Telkomsel (TSEL) milik PT Telkom Indonesia (TLKM), Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT), dan PT XL Axiata (EXCL), menjadi pemain utama yang terus berkompetisi memperebutkan pangsa pasar dengan strategi masing-masing.

ARPU Menyempit, Persaingan Semakin Ketat

Analis CGSI Sekuritas, Bob Setiyadi, mencatat bahwa pendapatan rata-rata per pengguna atau ARPU (Average Revenue Per User) di industri telekomunikasi turun menjadi Rp40,9 ribu pada kuartal III-2024. Penurunan ini mencerminkan tantangan berat yang dihadapi para operator, termasuk perlambatan permintaan akibat daya beli masyarakat yang melemah.

“Setelah laporan keuangan kuartal III, kami percaya bahwa persaingan harga seluler akan tetap ketat, meskipun ada upaya kenaikan harga dari EXCL dan ISAT,” ujar Bob dalam risetnya yang dikutip pada Senin (25/11/2024).

Kinerja ARPU Operator

  • Telkomsel (TSEL)
    ARPU Telkomsel turun menjadi Rp43 ribu, meskipun data payload tumbuh 4,4% secara kuartalan. Penurunan ini menunjukkan tantangan dalam mempertahankan pendapatan di tengah peningkatan konsumsi data.
  • Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT)
    ARPU ISAT mengalami penurunan lebih signifikan menjadi Rp37,2 ribu, meskipun data payload hanya turun 0,5%. Penurunan ini menjadi salah satu alasan CGSI memberikan rekomendasi ADD untuk saham ISAT, dengan target harga Rp2.670.
  • XL Axiata (EXCL)
    ARPU EXCL juga turun menjadi Rp41 ribu, seiring penurunan data payload sebesar 4%. Meski demikian, EXCL berhasil menambah 100 ribu pelanggan hingga akhir September 2024, menjadikannya satu-satunya operator yang mencatatkan pertumbuhan jumlah pelanggan pada kuartal tersebut.

Dinamika Pelanggan

Dari sisi jumlah pelanggan, ISAT mencatat penurunan terbesar dengan kehilangan 2,2 juta pelanggan, diikuti Telkomsel yang kehilangan 1,5 juta pelanggan. Sebaliknya, XL Axiata berhasil mencatatkan pertumbuhan positif dengan tambahan 100 ribu pelanggan.

Biaya Operasional dan Strategi Harga

Bob menyoroti bahwa biaya operasional dan pemasaran Telkomsel meningkat cukup tajam, terutama dalam upaya mempertahankan pangsa pasar di wilayah Jawa. Sementara itu, ISAT dan EXCL mencatatkan biaya yang lebih stabil.

Dari segi strategi harga, rencana kenaikan tarif oleh ISAT diperkirakan mampu mendongkrak ARPU mendekati Rp40 ribu, yang pada akhirnya akan memperbaiki profitabilitas perusahaan.

Rekomendasi Saham

Dalam analisisnya, Bob mempertahankan rekomendasi NEUTRAL untuk sektor telekomunikasi, mencerminkan persaingan yang ketat dan tantangan daya beli masyarakat. Namun, untuk masing-masing saham, ia memberikan rekomendasi berikut:

  • TLKM (Telkomsel): HOLD dengan target harga Rp3.050. Telkomsel dinilai memiliki ARPU yang relatif stagnan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, tetapi laba bersihnya tidak terlalu sensitif terhadap fluktuasi ARPU dibandingkan pesaingnya.
  • ISAT (Indosat): ADD dengan target harga Rp2.670. Kenaikan tarif diharapkan dapat memperbaiki ARPU ISAT dan mendukung peningkatan bottom line.
  • EXCL (XL Axiata): HOLD dengan target harga Rp2.350. Tingginya leverage membuat XL Axiata lebih sensitif terhadap perubahan jumlah pelanggan dibandingkan kompetitor lain.

Kesimpulan

Persaingan di industri telekomunikasi nasional semakin ketat dengan ARPU yang terus menurun dan daya beli masyarakat yang melemah. Di tengah situasi ini, masing-masing operator berusaha mempertahankan pangsa pasar melalui strategi yang beragam, mulai dari peningkatan tarif hingga optimalisasi biaya operasional.

Meski demikian, potensi perbaikan profitabilitas, khususnya bagi ISAT, memberikan harapan di tengah dinamika yang ada. Sementara itu, Telkomsel dan XL Axiata tetap menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan pendapatan dan basis pelanggan mereka di masa mendatang.